Logo Bloomberg Technoz

Kejatuhan Kinerja Menjadi Alarm Peringatan Bagi CEO Baru Unilever

News
03 March 2025 11:05

Ilustrasi Unilever. (Dok: Bloomberg)
Ilustrasi Unilever. (Dok: Bloomberg)

Claire Jiao dan Dasha Afanasieva - Bloomberg News

Bloomberg, Fernando Fernandez, yang mulai menjabat sebagai CEO baru Unilever Plc pada hari Sabtu (01/03/2025), memiliki rekam jejak di pasar-pasar negara berkembang yang berhasil mendorong ekspansi dalam beberapa tahun terakhir dari salah satu grup produk konsumen terbesar di dunia ini. Veteran perusahaan selama 37 tahun ini akan membutuhkan semua keahlian yang dapat ia kumpulkan untuk pasar di mana pembuat sabun Dove dan es krim Ben & Jerry's ini menghadapi beberapa masalah yang mengakar: khususnya Indonesia. 

Pertimbangkan apa yang dia hadapi: saar di supermarket Aeon di pinggiran Jakarta, deterjen Rinso milik Unilever baru-baru ini dijual dengan harga Rp75.500 (US$ 4,60), dibandingkan dengan harga diskon Rp29.800 rupiah untuk produk saingannya, SoKlin, milik Wings Group.

Warung-warung makan di ibukota Indonesia, Jakarta, yang menggunakan kecap manis - bahan pokok untuk masakan mulai dari sate ayam hingga nasi goreng - membeli label Kecap Sedaap milik Wings yang harganya Rp3.000 rupiah lebih murah daripada merek Bango milik Unilever. Beberapa toko-toko kecil yang menjamur di seluruh negeri mengatakan bahwa mereka tidak dapat secara langsung menyediakan produk-produk Unilever karena perusahaan tersebut tidak menerima pesanan dalam jumlah kecil.

Urbanisasi mendorong konsumen di pasar negara berkembang seperti Indonesia untuk beralih dari supermarket dan hipermarket ke toko-toko kecil, toko-toko kecil di sekitar rumah dan minimarket, dan inflasi telah mendorong kebiasaan belanja yang boros. Hal ini membuat produsen Persil, Vaseline, dan merek-merek khusus negara lainnya berjuang untuk menyesuaikan kembali strateginya.

Artikel Terkait