RI Diproyeksi Kembali Deflasi pada Februari, Ini Pemicunya
Dovana Hasiana
03 March 2025 08:30

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan ekonom memproyeksi Indonesia akan kembali mengalami deflasi pada Februari 2025. Tren ini berlanjut setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan deflasi pada Januari 2025 mencapai 0,76% secara bulanan (month-to-month/mtm) atau terdalam sejak 1999.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memproyeksi deflasi bulanan berturut-turut pada Februari 2025 didorong oleh penurunan harga pangan.
“Indeks Harga Konsumen Indonesia Februari 2025 diperkirakan akan mengalami deflasi bulanan sebesar 0,08% [mtm], melanjutkan deflasi 0,76% [mtm] pada Januari 2025,” ujar Josua kepada Bloomberg Technoz, dikutip Senin (3/3/2025).
Josua mengatakan tren deflasi bulanan tersebut disebabkan oleh penurunan harga pangan, didorong oleh peningkatan pasokan makanan. Oleh karena itu, Josua mengantisipasi deflasi bulanan yang signifikan pada kelompok harga bergejolak.
Sementara itu, inflasi Harga yang Diatur Pemerintah diproyeksikan akan mencatat inflasi bulanan dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar minyak nonsubsidi. Laju inflasi inti bulanan diperkirakan akan menurun dari 0,3% (mtm) menjadi 0,23% (mtm) pada Februari 2025. Namun demikian, inflasi inti pada bulan lalu sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan harga emas global dan depresiasi rupiah.