Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut harga cabai rawit yang mahal saat ini karena faktor musim hujan.

"Kondisi cabai sekarang ini memang ada kendala karena faktor hujan. Petani kita tidak bisa petik, sehingga pasokan ke pasar tersendat. Menurut teman-teman Champion Cabai Kemungkinan di minggu kedua dan ketiga nanti, pasokan bisa kembali normal," ujar Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi saat menghadiri peluncuran program 'Friday Mubarak' di Hypermart Puri Indah, Jakarta pada Jumat (28/2/2025), dilansir laman resmi Bapanas.

Data Panel Harga Pangan Bapanas per 27 Februari, rerata harga cabai rawit merah secara nasional menyentuh Rp82.499 per kilogram (kg). Sementara proyeksi kebutuhan konsumsi nasional dalam sebulan untuk cabai rawit akan mengalami peningkatan 13,52% atau menjadi sekitar 85,2 ribu ton di Ramadan atau Maret 2025.

Sementara itu, Bapanas menyebut saat ini pemerintah turut menggandeng Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) agar menyentuh pasar modern, sehingga masyarakat punya pilihan berbelanja pangan pokok, selain di pasar tradisional.

"Intervensi kita juga lakukan di pasar modern. Tadi disebutkan ada discount up to 30 persen, bahkan sampai 50 persen dan difokuskan ke komoditas pangan strategis," jelas Arief 

"Ini semua sama-sama kita sediakan pangan murah dan ritel punya market yang berbeda. Jadi tak usah khawatir mendistorsi pasar, karena di pasar tradisional melakukan hal yang sama dengan operasi pasar murah, semuanya berjalan bersama. Silakan masyarakat belanja dengan bijak," jelas dia.

Arief juga menekankan pentingnya produksi pangan dalam negeri. Terlebih hal itu telah menjadi titah Presiden Prabowo Subianto dalam bagaimana menjaga harga di tingkat petani/peternak, namun tetap harus memberikan harga yang baik di tingkat konsumen.

"Contohnya beras hari ini di Malaysia krisis. Tapi Indonesia, kita punya cadangan beras sampai 1,9 juta ton. Jadi pemerintah bisa leluasa intervensi," kata Arief.

(ain)

No more pages