Pejabat Israel dalam beberapa hari terakhir memperingatkan bahwa meskipun mereka ingin gencatan senjata berlanjut demi memastikan lebih banyak sandera dibebaskan, ada kemungkinan besar hal itu akan gagal. Netanyahu juga mendapat tekanan dari anggota sayap kanan koalisinya untuk melanjutkan pertempuran setelah jeda awal.
Dimediasi oleh Qatar dan Mesir serta diawasi oleh AS, gencatan senjata ini dimaksudkan untuk mengarah pada penghentian permusuhan tanpa batas waktu. Israel, dengan dukungan pemerintahan AS sebelumnya dan saat ini, menginginkan hal itu menjadi akhir dari kekuasaan dan persenjataan Hamas. Hamas telah mengindikasikan kesediaannya untuk melepaskan kekuasaan politik tetapi tidak senjatanya yang tersisa.
Hamas menginginkan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza sebagai imbalan atas 58 sandera yang tersisa dari serangan lintas batas tahun 2023 yang memicu perang. Israel juga ingin membawa pulang jenazah seorang tentara yang tewas di Gaza pada 2014 dan telah ditahan oleh Hamas sejak saat itu.
Potensi kembalinya pertempuran akan memicu ketidakpastian mengenai nasib Gaza setelah usulan mengejutkan dari Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan 2 juta penduduk wilayah itu dan membangun resor Mediterania yang “spektakuler” di daerah pesisir yang hancur tersebut.
Trump menyarankan agar Mesir dan Yordania menampung sejumlah besar warga Palestina, tetapi kedua negara tersebut menolak gagasan itu.
Gagasan untuk secara paksa memindahkan warga Palestina mendapat kecaman luas, tetapi desakan Trump agar AS mengambil peran utama meningkatkan urgensi pencarian solusi permanen untuk menenangkan Gaza. Solusi itu kini berada dalam ketidakpastian, dan rencana Trump memicu kekhawatiran tentang dampaknya terhadap stabilitas regional, khususnya bagi negara-negara Arab.
Kekhawatiran dalam pemerintahan Netanyahu bahwa gencatan senjata bisa runtuh mendorong Israel untuk segera menempatkan pasukannya dalam siaga menghadapi kemungkinan kembalinya pertempuran.
Ribuan anggota Hamas menyeberang ke Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 lainnya. Dalam perang yang terjadi setelahnya dengan Israel, lebih dari 48.000 warga Palestina telah tewas, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas. Sebagian besar wilayah tersebut kini hancur menjadi puing-puing.
(bbn)