“Twitter tidak bisa melakukan apa-apa kalau ada yang menggunakan GodMode,” sebut berkas itu.
Sejak berkas tersebut disampaikan, sejumlah personel Twitter yang bertanggung jawab atas keamanan siber dan privasi sudah tidak lagi bekerja di sana. Sang whistleblower bekerja sebagai insinyur di Twitter saat berkas dimasukkan, tetapi sekarang sudah tidak lagi.
Juru Bicara FTC menolak memberi penjelasan lebih lanjut. Namun badan itu sebelumnya menyatakan sedang memantau Twitter dengan “penuh kekhawatiran”.
Anggota Senat Jan Schakowsky (Illinois, Partai Demokrat) dalam keterangan resmi kemarin menyatakan cemas dengan data pengguna Twitter. “Ini menunjukkan perlunya aksi kongkret dari Kongres dan regulator,” tegasnya.
Schakowsky menambahkan akan mengusulkan aturan untuk memastikan para perusahaan memastikan keamanan data konsumen dan memberdayakan FTC untuk melakukan penegakan.
Berkas ini menjadi yang terbaru dalam kasus pelanggaran privasi oleh Twitter. Pada 2020, seorang remaja di Florida dituding menjadi dalang peretasan akun Presiden Joe Biden, mantan Presiden Barack Obama, dan Jeff Bezos.
(bbn)