Bloomberg Technoz, Jakarta - Seorang whistleblower mengungkapkan kepada Kongres Amerika Serikat (AS) bahwa Twitter masih melakukan pelanggaran privasi dan keamanan data pada masa kepemimpinan CEO Elon Musk. Hal ini berisiko menimbulkan konsekuensi hukum.

Mengutip Bloomberg News, terungkap bahwa 4.000 karyawan Twitter bisa mengakses fungsi internal dengan nama GodMode yang memungkinkan mereka mengambil alih akun dan cuitan dari pengguna. Untuk masuk ke GodMode, para pegawai Twitter perlu mengunduh kode dari penyimpanan dan mengganti setelan dari “false” ke “true”. Tidak ada catatan (log) atas penggunaan GodMode.

Demikian diungkapkan sang whistleblower dalam berkas yang diajukan pertengahan Oktober, dua minggu sebelum Musk mengambil alih Twitter. Belum jelas apakah masalah tersebut masih berlanjut.

Twitter tidak segera memberikan komentar.

Bekas ini ditujukan kepada Departemen Kehakiman, Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission/FTC), dan sejumlah anggota Kongres. Seorang staf anggota Kongres memberikan berkas tersebut kepada Bloomberg dengan kondisi anonim.