Pada Rabu (27/2/2025), Kim secara langsung mengawasi uji coba peluncuran rudal jelajah strategis Korea Utara. Ia menyerukan kesiapan tempur yang lebih matang dan kesiapan penuh dalam penggunaan kekuatan nuklir.
"Adalah misi dan tugas bertanggung jawab bagi angkatan bersenjata nuklir DPRK untuk secara permanen melindungi kedaulatan dan keamanan nasional dengan perisai nuklir yang dapat diandalkan," ujar Kim, seperti dikutip Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Jumat (29/2). DPRK adalah akronim dari nama resmi Korea Utara, Democratic People’s Republic of Korea.
KCNA melaporkan bahwa rudal yang diuji berhasil mencapai target setelah menempuh lintasan oval sepanjang 1.587 kilometer. Namun, tidak disebutkan jumlah rudal yang ditembakkan. Sementara itu, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pihaknya sedang memantau tanda-tanda peluncuran dan menganalisis detail proyektil yang ditembakkan di lepas pantai barat Korea Utara.
Kunjungan delegasi Korea Utara ke Moskow ini juga bertepatan dengan langkah Presiden AS Donald Trump yang mengubah kebijakan Amerika terhadap perang Ukraina. Trump setuju untuk berbicara dengan Putin mengenai kemungkinan penghentian invasi Rusia yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Pemerintahan baru AS menolak mengutuk agresi Rusia dan bahkan membuka peluang untuk meringankan sanksi terhadap Moskow jika ada kesepakatan damai. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Washington mungkin akan mencari solusi yang lebih menguntungkan Kremlin.
(bbn)