Logo Bloomberg Technoz

Manajemen ASII menyebutkan bahwa pertumbuhan ini disebabkan oleh kinerja pembiayaan yang tumbuh di atas rata-rata industri, sehingga pangsa pasar ASII meningkat di sektor pembiayaan mobil, motor, dan alat berat. Laba bersih segmen ini naik 6% YoY pada FY24, menjadikannya segmen dengan kinerja terbaik di ASII.

Sementara itu, laba dari Entitas Asosiasi dan Joint Venture (JV) tumbuh 13% YoY pada 4Q24 dan 8% YoY selama FY24. Kinerja positif ini mampu mengkompensasi lemahnya bisnis distribusi otomotif akibat tren penjualan yang lesu. Meski laba usaha segmen Otomotif tumbuh 56% YoY akibat low-base effect, secara tahunan laba usaha segmen ini turun 41% YoY menjadi Rp 1,6 triliun.

Di sisi lain, segmen Alat Berat dan Pertambangan (UNTR) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 5% YoY pada FY24, sementara segmen Otomotif mengalami kontraksi laba sebesar 2% YoY.

Pembagian Dividen

Edi mengatakan bahwa manajemen ASII mengusulkan dividen final sebesar Rp 308 per saham, yang mencerminkan dividend yield sebesar 6,7% berdasarkan harga saham per Kamis (27/2) di Rp 4.590/saham. 

Selain dividen, pasar juga menantikan update mengenai rencana peluncuran mobil hybrid dengan harga terjangkau (Rp 300 juta), yang berpotensi menjadi katalis positif bagi ASII. 

Manajemen dijadwalkan menggelar earnings call pada Senin (3/3) untuk memberikan pembaruan mengenai rencana ini. Namun, analis menilai terdapat risiko penundaan peluncuran produk tersebut mengingat tren penjualan mobil yang masih lemah.

Dari sisi neraca keuangan, total aset ASII per 31 Desember 2024 mencapai Rp 472,92 triliun, naik 6,18% YoY dari Rp 445,4 triliun di akhir 2023. Sementara itu, total liabilitas perusahaan mencapai Rp 201,24 triliun.

(dhf)

No more pages