Rupiah dibuka turun tajam 0,46% di level Rp16.525/US$ dan langsung terguling ke posisi Rp16.530/US$ dan pada 5 menit perdagangan sudah di Rp16.537/US$.
Raden memberikan contoh kebijakan Trump tersebut antara lain kebijakan deportasi imigrasi hingga keluar dari Paris Agreement.
Sebelumnya, Dewan Ekonomi Nasional (DEN) juga menyampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa risiko dari kepemimpinan Trump yang harus dihadapi Indonesia adalah era suku bunga yang tinggi dan dolar AS yang menguat dan membuat nilai tukar rupiah melemah.
Anggota DEN Chatib Basri menyebut Trump memiliki kebijakan deportasi terhadap kelompok pekerja yang tidak memiliki dokumen (undocumented).
"Banyak pekerjaan di AS terutama yang tidak terampil [unskilled] dipegang oleh pekerja-pekerja dengan upah yang rendah yang banyak dari mereka itu adalah undocumented workers," ujar Chatib di Istana Kepresidenan, dikutip Jumat (7/1/2025).
Bila pekerja itu dipulangkan, maka posisinya harus digantikan oleh orang-orang dengan tingkat upah yang lebih tinggi, sehingga risikonya adalah inflasi di AS akan naik.
Bila inflasi di AS akan naik, kata Chatib, maka bank sentral Federal Reserves atau the Fed mungkin tidak mudah untuk menurunkan bunga bahkan mungkin akan meningkatkan suku bunga.
"Sehingga risiko pertama yang harus dihadapi Indonesia adalah mungkin suku bunga di AS masih akan relatif tinggi yang kemudian yang kedua adalah dolar AS menguat," ujarnya.
(lav)