Seperti yang diwartakan Bloomberg News, tambahan tarif untuk China ini merupakan kelanjutan dari tarif 10% yang sudah lebih dulu diterapkan pada awal bulan ini.
“Ini adalah tambahan 10%, jadi totalnya menjadi 10 plus 10,” tegas Trump saat berbicara di Gedung Oval pada Kamis.

Para ekonom memperingatkan bahwa tarif ini dapat menghambat pertumbuhan Ekonomi AS, hingga memperparah inflasi. Tak hanya sampai di situ, pengumuman terbaru Trump ini turut mengguncang pasar keuangan.
“Tarif timbal balik yang dijadwalkan pada 2 April akan tetap berlaku sepenuhnya,” tambah Trump pada Kamis.
Adapun kebijakan tarif ini bisa memicu reaksi politik terhadap Trump. Sebuah survei Harris yang digelar untuk Bloomberg News menunjukkan: 60% orang dewasa di AS percaya bahwa tarif ini akan menyebabkan harga barang melejit, sementara 44% mengatakan kebijakan tersebut akan berdampak buruk bagi Ekonomi AS—dibandingkan dengan 31% yang melihatnya sebagai keuntungan.
Tim Research Phillip Sekuritas dalam risetnya memaparkan, Kementerian Perdagangan China hari ini mendesak Pemerintah AS untuk segera menghentikan penyelidikannya terhadap tarif impor tembaga karena akan merusak sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan serta mengganggu stabilitas rantai pasok global.
China minggu depan diperkirakan akan mengakui pelemahan yang signifikan pada permintaan domestik serta mengungkapkan rincian mengenai stimulus fiskal yang bertujuan untuk menopang pertumbuhan dalam menghadapi peningkatan ketegangan perdagangan dengan AS.
“Pertemuan parlemen tahunan, yang dikenal sebagai “Two Sessions” dimulai pada hari Selasa dengan Chinese People’s Political Consultative Conference (sebuah Badan Penasihat Tertinggi) diikuti oleh pertemuan Dewan Legislatif, National People’s Congress,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Menambah sentimen negatif tarif di atas, Analis Phintraco Sekuritas menyebut, AS mencatat kenaikan initial Jobless Claims ke 242 ribu di pekan lalu dari 220 ribu di pekan sebelumnya.
Kondisi ini dinilai memperkuat indikasi perlambatan pertumbuhan Ekonomi AS di Januari–Februari 2025. Sebelumnya, sejumlah indikator Keyakinan Konsumen di AS menunjukan penurunan yang signifikan di Januari–Februari 2025.
Namun, prospek ekonomi terbesar di dunia ini lebih suram. Setelah tumbuh 2,8% pada tahun 2024, PDB diperkirakan naik 2,3% tahun ini karena pertumbuhan lapangan kerja yang lebih rendah menekan permintaan konsumen.
Selain itu, para pembuat kebijakan The Fed semakin berhati-hati tentang pemotongan suku bunga di masa depan karena inflasi terbukti kuat.
Secara teknikal, IHSG breaklow critical support 6.500 dengan black marubozu menjadi validasi Bearish continuation.
Kondisi tersebut sejalan dengan pelebaran negative slope MACD. Waspadai Pelemahan lanjutan ke level psikologis 6.400 pada perdagangan Jumat.
Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi EMTK, CTRA, ADMR, ACES, dan CLEO.
Sementara itu, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG mulai menembus support 6.500 dan IHSG berpotensi melanjutkan Bearish trend ke area support berikutnya di 6.245.
“Support berikutnya di 6.245,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Jumat (28/2/2025).
Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, AKRA, dan PTRO.
(fad)