Kemarin, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 0,83% ke 107,295. Dalam sepekan terakhir, indeks ini terangkat 0,87%.
Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS pun naik. Untuk tenor 10 tahun, yield naik tipis 0,2 basis poin ke 4,265%.
Investor berburu dolar AS setelah Presiden Donald Trump menegaskan bahwa tarif bea masuk 25% bagi impor asal Kanada dan Meksiko akan tetap berlaku pada 4 April mendatang. Trump juga menegaskan bakal memberlakukan tambahan tarif bea masuk sebesar 10% bagi impor dari China.
Selain penguatan dolar AS, sepertinya faktor ambil untung (profit taking) juga membebani harga emas. Maklum, kenaikannya memang sudah begitu tinggi sehingga menggoda investor untuk mencairkan keuntungan.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana ‘ramalan’ harga emas untuk hari ini? Apakah turun lagi atau mampu bangkit berdiri?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 53,59. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun RSI emas tidak jauh dari 50. Oleh karena itu, boleh dibilang netral.
Sementara indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 0. Paling kecil, sudah sangat jenuh jual (oversold).
Dengan demikian, harga emas sejatinya berpeluang naik. Cermati pivot point di US$ 2.914/troy ons. Jika tertembus, maka harga akan menguji resisten di kisaran US$ 2.919-2920/troy ons.
Adapun target support terdekat ada di US$ 2.860/troy ons. Penembusan di titik ini berisiko membuat harga emas meluncur turun ke arah US$ 2.857/troy ons.
(aji)






























