Bursa Asia Diprediksi Melemah usai Kejatuhan Wall Street
News
28 February 2025 06:30

Richard Henderson - Bloomberg News
Bloomberg, Bursa saham Asia diperkirakan akan mengalami penurunan pada Jumat (28/02/2025) setelah aksi jual besar-besaran di Wall Street. Para investor tengah menghadapi kekecewaan terhadap laporan keuangan Nvidia Corp, kebijakan tarif AS yang baru, serta data ekonomi yang beragam.
Kontrak berjangka indeks saham Jepang dan Australia menunjukkan pelemahan, dengan kontrak di Tokyo turun lebih dari 1%. Sementara itu, S&P 500 anjlok 1,6% pada Kamis (27/02/2025), menghapus seluruh keuntungannya sepanjang tahun ini. Nasdaq 100 juga melemah 2,8% akibat tekanan dari saham-saham teknologi. Saham Nvidia turun 8,5%, mencerminkan hasil keuangan yang mengecewakan. Indeks yang mencakup Magnificent Seven juga merosot 3%, penurunan terbesar sejak Desember.
Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi jangka panjang AS turun sedikit, sementara surat utang pemerintah jangka pendek menguat, membuat imbal hasil obligasi tenor dua tahun turun dua basis poin pada Kamis. Indeks dolar AS naik 0,6%, mencatatkan sesi terbaiknya dalam dua bulan terakhir, dengan penguatan terhadap semua mata uang utama dalam Group of 10. Yen stabil pada Jumat setelah melemah terhadap dolar sehari sebelumnya.
Penguatan dolar terjadi setelah pernyataan Donald Trump bahwa tarif sebesar 25% terhadap Kanada dan Meksiko akan mulai berlaku pada 4 Maret, sementara impor dari China akan dikenakan tarif tambahan 10%. Para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi AS, memperburuk inflasi, dan bahkan memicu resesi di Meksiko dan Kanada. Jika tidak ada perubahan mendadak, kebijakan ini akan meningkatkan pajak atas lebih dari US$1 triliun impor ke AS.
