Bloomberg Technoz, Jakarta - Perusahaan akuakultur eFishery dikabarkan telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 98% dari 1.500 karyawannya. Langkah drastis ini diambil setelah terungkapnya dugaan manipulasi laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.
Investigasi internal mengungkap bahwa laporan yang disampaikan kepada investor menyebutkan keuntungan sebesar US$16 juta (Rp261,3 miliar) dan pendapatan US$752 juta (Rp12,3 triliun) selama Januari hingga September 2024. Namun, kenyataannya, perusahaan mengalami kerugian sebesar US$35,4 juta (Rp578 miliar) dengan pendapatan sebenarnya sekitar US$157 juta (Rp2,6 triliun), dilansir Bloomberg News, Kamis (27/2/2025).
Sebagai respons atas situasi ini, eFishery telah menunjuk FTI Consulting sebagai manajemen sementara untuk melakukan penilaian independen terhadap posisi keuangan perusahaan dan proyeksi arus kas. Selain itu, eFishery berencana membayarkan pesangon kepada karyawan yang terdampak PHK pada 25 Februari 2025 lalu.
Pada catatan terbaru, hasil penyelidikan oleh tim yang direkrut dewan direksi, menunjukkan, mesin pakan ikan dan udang otomatis atau fish feeder (perusahaan menyebutnya eFeeder) hanya digunakan sekitar 6.300 mesin, padahal eFishery mengklaim mencapai lebih dari 400.000 mesin.
Dari 6.300 mesin yang diklaim sebagai solusi pemberian pakan saat budidaya, hanya 600 yang mengirimkan kembali data, dilansir dari sebuah presentasi yang disiapkan untuk para investor perusahaan oleh FTI Consulting Singapore Pte Ltd, advisor yang disewa untuk meninjau bisnis dan mengambil alih manajemen perusahaan.
FTI Consulting sebelumnya menyebut, "eFishery tidak layak secara komersial dalam bentuknya yang sekarang," dilansir Selasa (25/2/2025).
Sejalan dengan hal tersebut, investor dikabarkan juga akan mengadakan pemungutan suara untuk menentukan masa depan eFishery, dengan opsi melikuidasi atau merestrukturisasi perusahaan.
Meski demikian, jadwal masih bisa berubah dan review bisa saja akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan, menurut seseorang yang mengetahui masalah ini.
Berikut ini beberapa nama perusahaan yang menjadi investor untuk eFishery mengutip dari Tracxn:
- 500 Global
- Unknown Group
- SoftBank
- Argor Capital Management
- Wavemaker Partners
- The Pearse Lyons Accelerator
- Unreasonable Group
- Maloekoe Ventures
- Unreasonable Capital
- International Finance Corporation
- Temasek
- Northstar Group
- Aqua-Spark
- AddVentures by SCG
- GSMA Ecosystem Accelerator
- Endeavor
- Social Capital
- InnoVen Capital
- DBS
- 42XFUND
- Sequoia
- 500 Startups Southeast Asia
- Norinchukin Bank
- Endeavor Indonesia
- Sanabil 500 MENA Seed Accelerator
- 1000 Ocean Startups
- Endeavor Catalyst
- Vision Fund
- ADQ
- KWAP
- Shinhan Venture Investment
- Peak XV Partners
- PT Bank HSBC Indonesia.
Pendiri dan eks CEO eFishery, Gibran Huzaifah, belum merespons atas kabar dugaan laporan keuangan ganda.
Saksikan video Bloomberg Technoz Podcast - TechnoZone yang bertajuk "Bongkar Skandal eFishery & Startup RI, Siapa 'Maling'?" di Bloombergtechnoz.com bersama Host Pandu Sastrowardoyo dan Jean-Daniel Gauthier, bersama narasumber Frank Hutapea, Business Law Expert, serta Martyn Terpilowski, CEO Bhumi Varta Technology.
(prc/red)