Apalagi, kata Hashim, hingga saat ini setidaknya terdapat sekitar 27 juta keluarga di Indonesia yang masih tinggal di Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), seperti gubuk dan rumah kumuh.
"Ini [memang] bukan hal baru, kita nyontek aja dari negara lain. Nyontek yang contohnya bagus, di Jepang, Hongkong, Cina, biasa itu," ujar Hashim. "Tapi ada syarat, semua ini adalah untuk rakyat kelas menengah ke bawah."
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya juga memang telah mendorong kerja sama program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto berbentuk konsep TOD.
Erick mengatakan, konsep hunian TOD tersebut saat ini terbilang sukses, seperti yang terjadi beberapa wilayah lain yang telah menjadi percontohan, yang juga dibangun oleh perusahaan pelat merah.
Wilayah TOD tersebut meliputi Stasiun KRL Tanjung Barat, Pondok China, Cengkareng, Karawang, hingga Parung Panjang yang telah dibangun oleh BUMN PT Perumahan Nasional (Perumnas).
"Karena dari survei yang kita lihat, kesuksesan pembangunan perumahan itu kalau ada akses dari transportasi publik. Nah itu yang kita lihat, kita juga nggak mau sembrono," tutur Erick, akhir Januari lalu.
(ain)