Logo Bloomberg Technoz

Laba INCO Tumbang, Prospek 2025 Masih Menantang

Recha Tiara Dermawan
27 February 2025 09:30

Dukung Green Industry, PLN Salurkan 275 Ribu Unit REC ke PT Agincourt Resources di Medan (Dok. PLN)
Dukung Green Industry, PLN Salurkan 275 Ribu Unit REC ke PT Agincourt Resources di Medan (Dok. PLN)

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 78,94% pada 2024, menjadi US$ 57,76 juta atau setara sekitar Rp935,71 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 274,33 juta. Penurunan tajam ini terjadi seiring dengan melemahnya pendapatan perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan nikel tersebut.

Pendapatan INCO pada 2024 tercatat US$ 950,38 juta, atau turun 22,87% dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,23 miliar. Penjualan utama masih didominasi oleh Vale Canada Limited (VCL) sebesar US$ 760,20 juta, serta Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. (SMM) senilai US$ 190,18 juta. Kedua mitra bisnis ini masing-masing mengalami penurunan permintaan lebih dari 22% secara tahunan.

Meskipun pendapatan anjlok lebih dari 22%, beban pokok pendapatan hanya turun 4,86% menjadi US$ 842,16 juta, menyebabkan laba kotor INCO menyusut tajam sebesar 68,81% dari US$ 347,02 juta menjadi US$ 108,22 juta pada 2024. Selain itu, beban usaha meningkat drastis 72,68% menjadi US$ 38,25 juta, semakin menekan laba usaha yang anjlok 78,87% menjadi US$ 63,82 juta.

Seiring dengan penurunan laba bersih, laba per saham INCO ikut merosot tajam, dari US$ 0,0276 pada 2023 menjadi US$ 0,0056 pada 2024.

Dari sisi neraca keuangan, total aset INCO hingga akhir 2024 tercatat sebesar US$ 3,17 miliar, dengan liabilitas US$ 443,75 juta dan ekuitas US$ 2,73 miliar. Posisi kas dan setara kas perseroan berada di angka US$ 674,69 juta.