Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa pemerintah memiliki target agar PT Pegadaian (Persero) dan PT Bank Syariah Indonesia bisa mengelola lebih dari 224 ton emas di bank emas milik mereka dalam 3-4 tahun mendatang.

"Di kedua institusi ini dalam 3-4 tahun ke depan targetnya kan lebih dari 224 ton," ujar Airlangga saat ditemui usai Peresmian Layanan Bank Emas Pegadaian dan BSI, Rabu (26/2/2025).

Sementara, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan saat ini terdapat 80 ton emas di bank sentral, 100 ton di Pegadaian, dan 17,5 ton di BSI.

Dalam waktu 5 tahun, Erick mengatakan, Pegadaian mendapatkan target bisa meningkatkan kelolaan emas menjadi 219 ton. Bila BSI bisa melakukan hal yang sama, maka totalnya hampir 440 ton.

"Jadi ini sebuah peningkatan luar biasa dalam 5 tahun nanti Bapak [Presiden Prabowo Subianto] tagih juga ke mereka," ujarnya.

Untuk diketahui, Pegadaian dan BSI merupakan dua entitas yang saat ini sudah mendapatkan izin untuk menjalankan bank emas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Direktur Utama BSI Herry Gunardi mengatakan target perseroan dalam 5 tahun ke depan bisa meningkatkan volume emas sebesar lima hingga enam kali lipat dari level saat ini 17,5 ton.

"Jadi harapannya paling tidak 5 tahun ke depan bisa meningkat 5-6 kali lipat yang kita ingin capai angkanya," ujar Herry.

Peresmian bank emas oleh Presiden RI Prabowo Subianto. (Muhammad Fadli/Bloomberg)

Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan, layanan bank emas pertama di Indonesia yang diresmikan pada hari ini, Rabu (26/2/2025), diproyeksikan bisa menambah Rp245 triliun ke Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Sekadar catatan, PDB Indonesia mencapai Rp22.139 triliun pada 2024. Angka itu meningkat dibandingkan dengan Rp20.892 triliun pada 2023.

"Kita harapkan bahwa ini akan meningkatkan PDB kita, menambah Rp245 triliun," ujar Prabowo.

Selain itu, layanan bank emas juga diproyeksikan akan membuka 1,8 juta lapangan kerja baru dan membantu menghemat devisa negara. Hal ini terjadi karena emas dari hulu hingga hilir di Indonesia akan diolah dan disimpan di dalam negeri dan tidak mengalir ke luar negeri.

"Meningkatkan juga pengendalian stabilitas moneter melalui mekanisme likuiditas emas kepada bank emas setelah melakukan transaksi emas di dalam negeri," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo mengatakan, saat ini produksi emas Indonesia sudah naik dari 100 ton menjadi 160 ton dalam setahun. Sehingga, Prabowo menilai saat ini merupakan waktu untuk memperbaiki ekosistem pelayanan untuk memanfaatkan cadangan emas di negara ini.

(wep)

No more pages