Yvonne Yue Li - Bloomberg News
Bloomberg, Harga tembaga berjangka melonjak setelah Presiden Donald Trump menginstruksikan Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) untuk mengkaji kemungkinan tarif impor untuk semua jenis logam.
Kebijakan ini merupakan yang terbaru dari serangkaian kebijakan yang bertujuan mengenakan pungutan khusus sektoral untuk melindungi produsen AS dan memperbaiki rantai pasokan global.
Pasar tembaga telah mengalami dislokasi besar tahun ini karena para pedagang bertaruh bahwa tarif akan membuka kesenjangan antara harga di Amerika dan seluruh dunia.
Harga tembaga berjangka yang diperdagangkan di Comex di New York naik sebanyak 4,9%. Saham-saham penambang tembaga yang diperdagangkan di AS juga meningkat, terangkat oleh kabar ini.
Harga saham Freeport-McMoRan Inc melonjak lebih dari 6% dalam perdagangan after-market, dibandingkan dengan settlement kemarin, Selasa (26/2/2025).
Investigasi akan dilakukan berdasarkan Pasal 232 Undang-Undang Perluasan Perdagangan, yang memberikan kewenangan luas pada presiden untuk memberlakukan pembatasan dengan alasan keamanan nasional.
Dalam unggahannya di media sosial, Trump menulis bahwa "Industri Tembaga Amerika Serikat yang Hebat telah dihancurkan oleh para 'aktor' global yang menyerang produksi domestik kita."
Presiden AS telah mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif 25% pada semua impor baja dan aluminium mulai 12 Maret, memperluas kebijakan Pasal 232 yang diterapkan Trump pada masa jabatan pertamanya.
Terkait tembaga, Departemen Perdagangan AS memiliki waktu hingga 270 hari untuk menyelidiki impor dan melaporkannya kepada Trump.
Tembaga Comex diperdagangkan di harga US$4,718 per pon, naik 4,1%, pada pukul 12.18 siang waktu Shanghai. Sementara di London Metal Exchange, harga tembaga berjangka melesat 0,8%.
Secara terpisah, penambang tembaga Codelco dari Cile mengatakan mereka kembali beroperasi setelah negara tersebut pulih dari pemadaman listrik terbesar dalam 15 tahun terakhir. Sebelumnya, penambang tembaga raksasa ini terpaksa menghentikan pekerjaan di tambangnya karena mereka kehilangan pasokan listrik.
(bbn)