Di Jerman, misalnya. Pesatnya pembangunan pembangkit listrik dengan sumber energi baru-terbarukan yang masif membuat pasokan makin tinggi. Hasilnya, harga pun turun.
Bloomberg News mengabarkan. harga listrik di Jerman dan Prancis biasanya berjarak lumayan jauh. Selisihnya bisa EUR 28, seperti yang terjadi pada awal bulan ini. Namun ke depan, jarak itu akan mendekat karena Jerman akan segera mengalirkan listrik dari pembangkit bertenaga angin.
“Kami memperkirakan selisih harga listrik di Jerman dan Prancis tahun ini masih akan tinggi. Namun seiring waktu akan menyempit karena pembangunan pembangkit listrik bertenaga energi terbarukan di Jerman melampaui Prancis,” kata Jason Ying, Commodity Strategist di BNP Paribas.

Jerman menargetkan pembangkitan listrik dari energi terbarukan bisa mencapai 80% dari total bauran energi (energy mix) pada 2030. Tahun lalu, pembangkitan listrik dari energi matahari sudah mencapai 100 gigawatt,
Analisis Teknikal
Bagaimana dengan ‘ramalan’ harga batu bara hari ini? Apakah turun lagi atau mampu bangkit berdiri?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara belum bisa keluar dari zona bearish. Tercermin dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 23,57.
RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Bahkan kalau di bawah 30, maka artinya sudah jenuh jual (oversold).
Namun hati-hati, karena indikator Stochastic RSI sudah berada di 81,89. Sudah di atas 80, yang artinya jenuh beli (overbought) meski angkanya belum terlalu kuat.
Dengan begitu, harga batu bara masih berpeluang naik meski terbatas. Target resisten terdekat ada di US$ 103/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di US$ 108/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target support ada di US$ 99/ton. Penembusan di titik ini berisiko menjatuhkan harga batu bara menuju US$ 95/ton.
(aji)