Investasi inovasi akan dilakukan melalui berbagai program, selain akademi Apple yang sudah ada.
Apple tidak memiliki rencana untuk mulai merakit iPhone di Indonesia dalam waktu dekat.

Meski kedua belah pihak telah menyetujui syarat-syarat pencabutan larangan tersebut, kesepakatan tersebut bisa saja batal.
Baik Apple maupun Kemenperin belum merespons permintaan untuk menanggapi laporan artikel ini.
Walaupun pembatalan kesepakatan pada menit-menit terakhir Januari lalu cukup mengejutkan, pembicaraan terus berlanjut secara positif. Pekan lalu, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengumumkan Apple telah melunasi utang sebesar US$10 juta pada pemerintah karena tak mematuhi aturan antara tahun 2020 hingga 2023.
Bagi Apple, kesepakatan ini memberinya akses ke pasar konsumen Indonesia yang begitu besar saat penjualan di China melambat. Meski Apple tak masuk dalam lima merek ponsel pintar teratas di Indonesia, populasi negara sejumlah 278 juta jiwa — lebih dari separuhnya berusia di bawah 44 tahun dan melek teknologi — merupakan peluang yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Investasi Apple senilai US$1 miliar sendiri mencakup pendirian pabrik di Pulau Batam untuk memproduksi AirTags, perangkat pelacak barang bawaan, hewan peliharaan, atau barang-barang lainnya milik pengguna.
Bloomberg News sebelumnya melaporkan, perusahaan AS ini menggandeng salah satu pemasok utamanya, Luxshare Precision Industry Co, untuk mengoperasikan pabrik yang pada akhirnya akan menyumbang 20% dari produksi global AirTags.
Sebagian dari proposal investasi tersebut juga akan digunakan untuk mendirikan pabrik di Bandung, sekitar tiga jam dari tenggara Jakarta, untuk membuat berbagai jenis aksesoris lainnya, serta mendanai akademi Apple yang membekali para siswa dengan keterampilan teknologi, seperti coding.
Saksikan video Bloomberg Technoz Podcast - TechnoZone yang bertajuk "Ini Indonesia Bos, Siapa Butuh Apple iPhone 16?" di Bloombergtechnoz.com bersama Host Pandu Sastrowardoyo, Co-Host Whery Enggo Prayogi dan Narasumber Nailul Huda, Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) dan Ibro Kumar Tech Reviewer.
(bbn)