Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Sesi I siang hari ini di zona merah. Dalamnya penurunan membuat IHSG menjadi yang terburuk di Bursa Asia.

Pada Selasa (25/2/2025), IHSG Sesi I ditutup di 6.591,43 pada penutupan perdagangan. Ambles 2,34% dan 158,16 poin dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Penutupan IHSG Sesi I pada Selasa 25 Februari 2025 (Bloomberg)

Posisi terendah IHSG hari ini ada di 6.588,77 sedangkan tertinggi sempat terjadi sesaat 6.772,65. Volume perdagangan tercatat melibatkan 11,13 miliar saham. Dengan nilai perdagangan mencapai Rp6,21 triliun.

Saham-saham barang baku, saham konsumen non primer, dan saham perindustrian jadi yang terlemah hari ini, jatuh sedalam 3,67%, 2,81%, dan 2,80%. Disusul oleh saham energi yang turun 2,66% dan saham properti melemah 1,90%.

Sejumlah saham melemah hingga menjadi top losers di antaranya saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) yang ambles 14,6%, saham PT ERA Media Sejahtera Tbk (DOOH) jatuh 12,1%, dan juga saham PT WIR Asia Tbk (WIRG) ambruk 11,7%.

IHSG menjadi sekian dari Bursa Asia yang menetap di zona merah, index SETI (Thailand), NIKKEI 225 (Tokyo), TW Weighted Index (Taiwan), KLCI (Malaysia), PSEI (Filipina), Hang Seng (Hong Kong), CSI 300 (China), Kospi (Korea Selatan), Topix (Jepang), Straits Times (Singapura), Shanghai Composite (China), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), dan Shenzhen Comp. (China), yang melemah dan tertekan masing-masing mencapai 1,47%, 1,30%, 1,11%, 1,08%, 0,59%, 0,59%, 0,56%, 0,50%, 0,31%, 0,24%, 0,19%, 0,15%, dan 0,14%.

Dengan demikian, IHSG adalah indeks dengan pelemahan terdalam dan paling ambles di Asia dan ASEAN, bersanding dengan Thailand.

Bursa Saham Hang Seng China Melemah 0,88% (Bloomberg)

Sementara hanya Bursa Saham India, SENSEX yang menguat 0,24% siang hari ini.

Dari dalam negeri, IHSG tersengat sentimen dari riset acuan dana investasi global, Morgan Stanley, yang memangkas peringkat saham MSCI Indonesia dari 'equal weight' menjadi 'Underweight'.

Mengacu Bloomberg, penurunan rekomendasi itu dilatarbelakangi oleh penilaian bahwa tingkat return on equity saham-saham di IHSG menunjukkan momentum penurunan terutama karena memburuknya lingkungan pertumbuhan dalam negeri.

Indikator Ekonomi Indonesia terkini menunjukkan kurangnya momentum pertumbuhan dan alasan utamanya adalah siklus belanja modal di Indonesia yang 'jauh lebih lemah', menurut Ahli Strategi Morgan Stanley Jonathan Garner, Selasa (25/2/2025).

“Investasi terhadap PDB bergerak sideways sepanjang tahun 2025, berkisar 29% PDB dibandingkan rata-rata 32% pada periode sebelum pandemi Covid-19. Hal itu kemungkinan berarti berkurangnya penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan pendapatan,” jelas Garner.

Morgan Stanley memperingatkan agar investor tetap berhati-hati terhadap kemungkinan pembalikan dalam jangka pendek dan secara umum lebih memilih eksposur di pasar lain di ASEAN.

Kebijakan Tarif Trump Turut Menekan

Sentimen dari global turut menekan IHSG dan juga Bursa Asia, Presiden Donald Trump mengeluarkan memorandum yang memerintahkan Komite Pemerintah untuk membatasi investasi China di sektor teknologi, energi, dan industri strategis lainnya di AS.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Pemerintah AS juga meminta Meksiko untuk memberlakukan tarif terhadap impor dari China. Trump menyatakan bahwa tarif impor terhadap kedua negara tersebut akan diberlakukan mulai bulan depan.

“Tarif ini akan tetap berjalan sesuai waktu dan jadwalnya,” kata Trump.

Dalam pernyataannya, Trump juga membahas rencananya untuk menerapkan tarif tersebut secara lebih luas. Saat ini, Departemen Perdagangan AS tengah menghitung besaran tarif yang akan dikenakan kepada negara lain, termasuk hambatan non-tarif terhadap impor AS.

Sejak memulai masa jabatan keduanya, Trump bergerak cepat dalam menerapkan kebijakan perdagangan agresif.

Dengan berbagai kebijakan baru ini, langkah Pemerintahan Trump dalam periode keduanya semakin agresif terhadap Beijing dan dapat memperumit upaya negosiasi untuk mengurangi surplus perdagangan China terhadap AS.

Ditambah lagi, ketegangan geopolitik juga meningkat di kawasan Timur Tengah. Pemerintah AS memberlakukan pembatasan baru terhadap pialang, kapal, dan individu yang dituduh terlibat dalam pengiriman ilegal minyak mentah Iran.

(fad)

No more pages