Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin dalam. IHSG bahkan telah ambles mencapai nyaris 2%.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ambles dengan kehilangan 117,03 poin atau ambles mencapai 1,73% ke level 6.632,57 pada perdagangan pagi hari di Sesi I Selasa (25/2/2025).

IHSG Ambles Nyaris 2% Usai Morgan Stanley Pangkas Peringkat Saham RI(Bloomberg)

Pada pembukaan awal perdagangan pagi tadi IHSG juga langsung melemah, turbulensi makin dalam pada perdagangan jelang siang hari hingga nyaris pepet 2% secara point-to-point.

Adapun rentang perdagangan sepanjang hari bergerak pada area level 6.772,65, dan titik terendah pagi ini mencapai 6.629,87.

Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan nilai perdagangan menyentuh Rp4,31 triliun dari sejumlah 8 miliar saham yang ditransaksikan, dengan dominasi aksi jual yang masif. Dengan frekuensi 509 ribu kali diperjualbelikan.

Penyebab IHSG Ambles

Sejumlah saham menjadi pemberat laju IHSG pada perdagangan Sesi I pagi jelang siang hari ini. Saham-saham barang baku, saham konsumen non primer, dan saham energi mencatatkan koreksi paling jeblok, dengan masing-masing drop mencapai 2,72%, 2,44% dan 1,71%.

Ambles dalamnya IHSG yang begitu dalam merupakan efek secara langsung dari turunnya sejumlah saham Big Caps, terutama saham-saham bank besar, saham BBRI, TLKM, dan juga BMRI.

Sejumlah saham menjadi pemberat (laggard) IHSG. Berikut 10 saham laggard berdasarkan data Bloomberg.

  1. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menekan 12,36 poin
  2. Telkom Indonesia (TLKM) menekan 10,47 poin
  3. Bank Mandiri (BMRI) menekan 9,44 poin
  4. Chandra Asri Pacific (TPIA) menekan 6,32 poin
  5. Barito Renewables Energy (BREN) menekan 5,81 poin
  6. Bayan Resources (BYAN) menekan 4,87 poin
  7. Astra International (ASII) menekan 4,54 poin
  8. Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) menekan 3,95 poin
  9. Merdeka Copper Gold (MDKA) menekan 3,93 poin
  10. Sinar Mas Multiartha (SMMA) menekan 3,11 poin

Adapun saham-saham barang baku lain juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Corp Tbk (INKP) drop 4,84%, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tertekan 4,08%, dan saham PT Timah Tbk (TINS) juga terjebak di zona merah dengan ambles 3,84%.

Disusul oleh pelemahan saham energi, saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) yang terjun bebas 9,81%, saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) ambles 5,94%, dan saham PT Petrosea Tbk (PTRO) yang drop 4,41%.

Morgan Stanley Pangkas Rating Saham RI Jadi 'Underweight'.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, acuan dana investasi global, Morgan Stanley memangkas peringkat saham MSCI Indonesia dari 'equal weight' menjadi 'Underweight'.

Mengacu Bloomberg, penurunan rekomendasi itu dilatarbelakangi oleh penilaian bahwa tingkat return on equity saham-saham di IHSG menunjukkan momentum penurunan terutama karena memburuknya lingkungan pertumbuhan dalam negeri.

Indikator Ekonomi Indonesia terkini menunjukkan kurangnya momentum pertumbuhan dan alasan utamanya adalah siklus belanja modal di Indonesia yang 'jauh lebih lemah', menurut Ahli Strategi Morgan Stanley Jonathan Garner, Selasa (25/2/2025).

“Investasi terhadap PDB bergerak sideways sepanjang tahun 2025, berkisar 29% PDB dibandingkan rata-rata 32% pada periode sebelum pandemi Covid-19. Hal itu kemungkinan berarti berkurangnya penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan pendapatan,” jelas Garner.

Morgan Stanley memperingatkan agar investor tetap berhati-hati terhadap kemungkinan pembalikan dalam jangka pendek dan secara umum lebih memilih eksposur di pasar lain di ASEAN.

(fad)

No more pages