Logo Bloomberg Technoz

ESDM: Implementasi B50 Perlu Tambahan Lahan Sawit 2,3 Juta Ha

Mis Fransiska Dewi
25 February 2025 11:40

Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah./Bloomberg-Muhammad Fadli
Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah./Bloomberg-Muhammad Fadli

Bloomberg  Technoz, Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung memaparkan implementasi mandatori biodiesel B50—yang ditargetkan mulai berlaku pada 2026 — bakal memerlukan penambahan lahan sawit seluas 2,3 juta hektare (ha).

“Jadi untuk ke depan kami melihat untuk program B50, B60, sampai dengan B100 Ini akan memerlukan tambahan lahan untuk penyediaan,” kata Yuliot di Gedung DPD RI, dikutip Selasa (25/2/2025). 

Nantinya, kata dia, pemerintah akan mengincar kebun masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan implementasi B50 sampai dengan B100.

“Nanti ini ada kebun-kebun masyarakat, ada kebun koperasi yang mungkin ini bisa kita dorong bagaimana pemenuhan untuk kebutuhan implementasi dari biodiesel sampai dengan B100,” tutur Yuliot. 

Dampak implementasi biodiesel B35 hingga B100./dok. Kementerian ESDM

Yuliot memaparkan implementasi B40 memerlukan produksi biofuel sebanyak 15,62 juta kiloliter (kl), sehingga membutuhkan kelapa sawit sebanyak 14,3 juta ton. Sementara itu, B50 memerlukan produksi 19,73 juta kl, dengan kebutuhan kelapa sawit 17,9 juta ton, dan tambahan lahan seluas 2,3 juta ha.