Logo Bloomberg Technoz

Upaya pemerintah untuk membalikkan penurunan tersebut, seperti insentif keuangan, perluasan cuti orang tua, dan subsidi pengasuhan anak ternyata tidak banyak berpengaruh.

Penelitian Goldin menunjukkan bahwa kebijakan saja tidak dapat memperbaiki masalah ketika inti permasalahannya terletak pada struktur kehidupan sehari-hari.

Di ​​Korea Selatan, perempuan masih menanggung beban pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak yang tidak proporsional, bahkan ketika mereka bekerja penuh waktu.

Berdasarkan data OECD tahun 2019, profesor tersebut menganalisis bahwa perempuan Korea Selatan melakukan 2,8 jam lebih banyak pekerjaan rumah tangga tanpa upah setiap hari daripada rekan-rekan pria mereka.

Di Swedia, yang selisihnya hanya 0,8 jam, tingkat kesuburannya adalah 1,7 kelahiran per perempuan. Prancis, dengan selisih 1,5 jam, memiliki tingkat kelahiran 1,87—lebih dari dua kali lipat Korea Selatan.

Goldin mengaitkan kesenjangan ini dengan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan yang pesat sejak tahun 1960-an. Seiring dengan modernisasi negara, perempuan memperoleh akses ke pendidikan tinggi dan karier, tetapi harapan domestik tetap tidak berubah.

Meskipun pemerintah Korea Selatan berupaya meningkatkan jumlah kelahiran, insentif finansial tidak banyak mengubah dinamika rumah tangga, kata Goldin dalam makalah tersebut.

"Meskipun cuti ayah ada, hanya sedikit pria yang mengambilnya karena tekanan di tempat kerja dan budaya, sehingga perempuan harus mengurus sebagian besar pengasuhan anak. Jam kerja yang panjang dan struktur perusahaan yang kaku semakin menghambat ibu pekerja untuk menambah anggota keluarga,"kata Goldin.

Goldin berpendapat krisis kesuburan Korea Selatan berasal dari bentrokan antara modernisasi dan peran gender yang tidak berubah.

"Ketika sebuah negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang begitu cepat, hal itu tidak memberi cukup waktu bagi generasi mendatang untuk beradaptasi dengan realitas modern," kata Goldin dalam wawancara panggilan baru-baru ini tentang penelitian tersebut dengan kolumnis Washington Post Heather Long.

"Anda akhirnya mendorong orang-orang ke dalam modernitas tanpa mengubah struktur di sekitar mereka. Di Korea Selatan, peran gender dalam rumah tangga masih terjebak di masa lalu,".

(dec/spt)

No more pages