Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga emas dunia ditutup naik pada perdagangan kemarin. Rekor baru pun tercipta.
Pada Senin (24/2/2025), harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.951,8/troy ons. Menguat 0,61% dari penutupan perdagangan akhir pekan lalu dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 1,85% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga terangkat 7,71%.
Sejak awal 2025 (year-to-date), harga emas melesat 12,52%. Dalam setahun terakhir, harga meroket 45,41%.

Emas masih menjadi buruan di tengah ketidakpastian di pasar. Investor memilih emas karena khawatir kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menciptakan disrupsi bagi perekonomian dunia.
Trump menebar ancaman dengan tarif bea masuk yang lebih tinggi bagi barang impor yang masuk ke Negeri Paman Sam. Kebijakan ini dikhawatirkan memantik aksi balasan. Jika terjadi, maka perang dagang skala global akan sulit dihindari.
Pekan lalu, Goldman Sach Group Inc menaikkan target harga emas pada akhir tahun ini dari US$ 3.000/troy ons menjadi US$ 3.100/troy ons. Selain kekhawatiran terhadap perang dagang, tren kenaikan harga emas juga akan dipicu oleh tingginya pembelian oleh berbagai bank sentral.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 72,84.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun waspada, karena RSI di atas 70 artinya sudah jenuh beli (overbought).
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 53,86. Menempati area beli (long) tetapi belum cukup kuat.
Sepertinya harga emas kemungkinan bakal melemah. Harga emas rasanya akan menguji support di kisaran US$ 2.942-2.926/troy ons.
Sedangkan target resisten ada di US$ 2.956/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga emas ke arah US$ 2.964-2.971/troy ons.
(aji)