Bloomberg Technoz, Jakarta - CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan Roeslani telah mengonfirmasi mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, menjadi salah satu Dewan Pengawas (Dewas) Danantara.
Hal tersebut diungkapkan Rosan di Istana Negara, usai Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan sejumlah pejabat Kabinet Merah Putih, termasuk para pengurus Danantara.
“Iya salah satunya,” kata Rosan menegaskan Tony Blair menjadi salah satu Dewas Danantara, di Istana Negara, Senin (24/2/2025).
Pada kesempatan terpisah, Rosan juga mengatakan, investor kawakan Ray Dalio ternyata juga masuk dalam Dewan Pengawas.

Ray Dalio adalah seorang investor, hedge fund manager, dan penulis asal Amerika Serikat. Ia dikenal sebagai pendiri Bridgewater Associates, salah satu hedge fund terbesar di dunia. Dalio mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 1975, dan sejak itu Bridgewater menjadi pemain utama di dunia investasi global.
"Jadi memang nantinya ada Tony Blair kemudian Ray Dalio juga," kata Rosan di Mandiri Club, Minggu (23/2/2025).
Menurut Rosan, Danantara siap mengundang beberapa tokoh luar negeri lainnya termasuk dari China. Namun semua masih akan dimatangkan dan akan segera diumumkan lebih jauh.
"Nanti pada kesempatan berikutnya akan diumumkan. Ada yang dari China juga," tegas Rosan.
Ray Dalio merupakan salah satu orang terkaya di dunia, dengan kekayaan bersih yang sering masuk dalam daftar Forbes miliarder. Ia juga aktif berbagi pemikirannya tentang ekonomi global melalui artikel, wawancara, dan postingan media sosial.

Pada 24 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Merdeka, Jakarta.
Danantara merupakan dana kekayaan negara atau sovereign wealth fund kedua di Indonesia, setelah Indonesia Investment Authority (INA). Lembaga ini dibentuk dengan tujuan mengelola aset negara secara lebih optimal dan profesional, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045.

Dalam tahap awal, Danantara diproyeksikan mengelola aset senilai lebih dari US$ 900 miliar (sekitar Rp14.715 triliun), dengan investasi awal sebesar US$ 20 miliar yang akan dialokasikan ke lebih dari 20 proyek di berbagai sektor strategis, termasuk pengolahan nikel, bauksit, tembaga, pengembangan kecerdasan buatan, kilang minyak, energi terbarukan, dan produksi pangan.
Struktur kepemimpinan Danantara mencakup tokoh-tokoh berpengalaman, dengan Menteri Investasi Rosan Roeslani menjabat sebagai CEO, Pandu Sjahrir sebagai Kepala Unit Investasi, dan Dony Oskaria sebagai COO.
(tim)