Secara keseluruhan, investor global menanamkan sekitar US$315 juta ke dalam saham preferen eFishery selama lima seri pendanaan, menurut presentasi tersebut.
Pada akhir tahun 2024, eFishery diguncang oleh tuduhan pelanggaran dan penggelembungan laporan penjualan serta keuntungan. Hal ini berujung pada pemecatan pendirinya, Gibran Huzaifah dan Chrisna Aditya.
Gibran Huzaifah hingga kini belum merespons atas kabar dugaan laporan keuangan ganda eFishery.
Presentasi FTI memperkirakan bahwa eFishery memiliki sekitar US$50 juta dalam bentuk tunai pada periode sekitar pertengahan Februari, dan merekomendasikan agar sebagian besar bisnis ditutup. “Saldo kas terus menipis tanpa adanya rencana restrukturisasi,” kata dia.
Ini merupakan kabar buruk bagi para pemegang saham preferen, yang semuanya akan dibayar kembali dengan basis yang sama, atau pari passu, jika terjadi likuidasi. Para investor bisa mendapatkan kembali 9,5 sen dolar di bawah “skenario optimis,” dan hanya 8,3 sen dolar di bawah “skenario konservatif,” menurut presentasi tersebut.
Ini berarti, G42 Abu Dhabi, yang menginvestasikan US$100 juta pada putaran April 2023, mungkin hanya mendapatkan US$8,3 juta kembali kurang dari dua tahun kemudian.
Juru bicara FTI Consulting menolak berkomentar. SoftBank tidak segera menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja, sementara juru bicara Temasek menolak berkomentar. G42 tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dikirim melalui email.
(bbn)