Namun, potensi kenaikan bunga juga masih terbuka bila terjadi kejutan data ekonomi, supaya inflasi kembali ke target yaitu di 2%. Yang pasti sejauh ini otoritas moneter tersebut meyakini kebijakan bunga saat ini cukup ketat untuk memulihkan stabilitas harga.
Dalam laporan resmi itu, bank sentral Kanada juga mengerek perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2022 menjadi sebesar 3,6% dan diprediksi akan naik 1% pada tahun ini. Risiko terjadinya resesi terlihat hampir sama dengan peluang ekspansi yang kecil pada 2023.
Perlambatan inflasi inti selama tiga bulan menunjukkan tekanan inflasi sudah mencapai puncak. Pulihnya rantai pasokan global dan penurunan harga komoditas energi menjadi alasan bagi bank sentral memprediksi inflasi bakal turun signifikan tahun ini.
Di antara negara-negara sekelompok G-7, Kanada termasuk yang paling awal menempuh kebijakan moneter hawkish sejak 2022, kini bisa mulai sedikit tenang melihat efek kebijakan mereka terhadap perekonomian. Inflasi sudah melandai di kisaran 6,3% dari puncaknya di 8,1% pada Juni 2022. Jumlah lowongan pekerjaan juga terus bertambah di pasar tenaga kerja. Namun, bunga acuan tinggi sudah memperlambat pengeluaran rumah tangga. Ini menjadi risiko terbesar yang bisa membalik prospek Kanada.
(bbn)