Logo Bloomberg Technoz

Senada, saham barang baku juga ambles dan jadi pemberat, saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) drop 7,69%, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melemah 6,04%. Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) tertekan 5,15%.

Danantara Resmi Diluncurkan

Pagi hari tadi, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara dengan dana kelolaan pada tahap awal ditaksir mencapai Rp9.600 triliun. 

“Pada hari ini, Senin tanggal 24 Februari 2025, saya Presiden Republik Indonesia menandatangani Undang-Undang nomor 1 tahun 2025 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha milik Negara dan peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2025 tentang organisasi dan tata kelola badan pengelola investasi daya anagata nusantara,” kata Prabowo dalam pidato seremonial peluncuran Danantara, Senin.

Pembentukan Danantara menandai era baru bagi BUMN, yang bukan saja entitas bisnis, tapi sebagai aset nasional yang akan menjadi agen pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

“Kolaborasi Danantara, BUMN, mitra swasta, UMKM dan koperasi akan menjadi kunci memaksimalkan peran mereka dalam pembangunan nasional.”

Kepala Danantara Rosan Roeslani menyatakan Danantara akan fokus berinvestasi dalam bidang hilirisasi, energi baru terbarukan, pangan, energi, dan bidang-bidang lainnya.

Rosan Roeslani memproyeksikan Danantara akan memiliki aset kelolaan hingga US$900 miliar ketika seluruh aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah dikonsolidasikan ke dalam Danantara.

“Jadi US$900 miliar dolar itu adalah aset yang kita combine asset dari semua BUMN yang ada di Indonesia,” kata Rosan dalam kesempatan yang sama.

Aset-aset yang akan dikelola di lembaga investasi tersebut diantaranya merupakan aset milik Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu aset PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT PLN, PT Pertamina, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan Mining Industry Indonesia (MIND ID).

Selain ketujuh BUMN tersebut, Sovereign Wealth Fund (SWF) yang lebih dulu berdiri, Indonesia Investment Authority (INA), juga melebur ke Danantara.

Mencermati gerak saham keseluruhannya tepat di hari peluncuran tersebut, saham Bank Mandiri (BMRI), saham Bank BNI (BBNI), saham Bank BRI (BBRI), saham Telkom (TLKM), saham ANTAM (ANTM), saham PTBA, dan juga saham TINS bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah.

Penutupan Saham BBRI pada Senin 24 Februari 2025 (Bloomberg)

Paling positif ialah saham TINS dengan penguatan 1,45% menuju level Rp1.045/saham. Setelah ditransaksikan mencapai 17 juta saham, dengan nilai transaksi Rp18 miliar.

Saham ANTM dan juga saham BBRI juga berhasil menguat dan menghijau dengan masing-masing 1,23%, dan 0,77% ke level Rp1.640/saham, dan Rp3.920/saham. 

Sementara itu, di sisi berseberangan, saham BBNI melemah paling dalam mencapai 2,32% di posisi Rp4.200/saham, usai diperjualbelikan mencapai 61 juta saham, dengan nilai transaksi menyentuh Rp260 miliar.

Saham TLKM juga melemah 1,88% menuju level harga Rp2.600/saham, menyusul saham BMRI yang melemah 0,98% di posisi Rp5.025/saham, dan juga saham PTBA yang merah 0,75% di posisi Rp2.640/saham.

Adapun pasar saham Asia kompak bergerak melemah pada perdagangan sore hari ini. Indeks SETI Thailand ambles 0,78%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,58%, Kospi tertekan 0,35%, Shanghai Composite drop 0,18%, trait Times Singapore terdepresiasi 0,06%, dan PSEi Philippine merah 0,03%.

(fad)

No more pages