Menurutnya, jika hanya berfokus pada pengelolaan aset domestik tanpa mendorong ekspansi global, maka dampaknya terhadap perekonomian akan terbatas.
"Danantara tidak boleh hanya bermain di pasar lokal. Harus ada strategi untuk memperkuat ekspor dan daya saing industri nasional, seperti yang dilakukan Vietnam dan China dalam mendorong industrialisasi," katanya.
Investasi yang efektif menjadi kunci utama agar Danantara tidak hanya menjadi lembaga keuangan, tetapi juga motor pertumbuhan industri.
Selain pertumbuhan industri, indikator keberhasilan lain dari Danantara adalah peningkatan investasi dan ekspor. Jika investasi dalam negeri meningkat dan ekspor bertumbuh, maka Danantara bisa dianggap berhasil. Namun, jika investasi stagnan dan ekspor tetap didominasi bahan mentah, maka efektivitasnya perlu dipertanyakan.
"Keberhasilan Danantara bisa diukur dari kemampuannya menarik investasi dalam dan luar negeri serta meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan nasional. Jika tidak ada perubahan signifikan, maka perlu ada evaluasi mendalam," ujar Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Indef, Antri Sathiyo Njroho.
Dengan tantangan yang ada, para ekonom menekankan bahwa Danantara harus bergerak lebih agresif dalam investasi strategis yang dapat mempercepat pertumbuhan industri dan membuka akses pasar internasional bagi perusahaan-perusahaan nasional. Jika tidak, keberadaan Danantara hanya akan menjadi tambahan birokrasi baru tanpa dampak nyata bagi perekonomian.
(dhf)