Logo Bloomberg Technoz

Badan ini bakal mengelola aset-aset BUMN. Pada tahap awal, sebanyak tujuh BUMN akan dikonsolidasikan asetnya di Danantara, termasuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID).

Kumulatif aset ketujuh perusahaan pelat merah itu disebut-sebut menembus lebih dari Rp9.500 triliun. 

Dalam kesempatan terpisah belum lama ini, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sistem Danantara nantinya bakal memungkinkan pemerintah membuat badan usaha patungan atau joint ventures (JV) dengan perusahaan manapun di luar Indonesia.

Danantara, kata Luhut, memiliki estimasi aset senilai US$900 miliar, di mana pemerintah diharapkan dapat mengelola setidaknya US$200 miliar di antaranya untuk diputar ke investasi lainnya. Dia menyebut salah satu investasi potensial itu adalah pembangkit EBT berkapasitas 10 GW dari UEA.

“Dia [Menteri Energi UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei] berkata, ‘Oke. Melalui JV, kita [UEA] bisa bergabung dengan [berinvestasi untuk pembangkit EBT dengan kapasitas] 10 GW.' Pembangkit 10 GW itu nilainya setara dengan US$10 miliar,” tegas Luhut di acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025.

“Jadi bisa Anda bayangkan, ada begitu banyak peluang saat ini.”

(mfd/wdh)

No more pages