Sangmi Cha - Bloomberg News
Bloomberg, Para ilmuwan dari Institut Virologi Wuhan, China, telah menemukan jenis virus corona baru pada kelelawar yang menggunakan jalur masuk ke sel yang sama dengan virus penyebab Covid-19. Penemuan ini dipublikasikan pekan lalu dalam jurnal Cell dan memunculkan kekhawatiran bahwa virus ini berpotensi menular dari hewan ke manusia, meskipun hingga saat ini belum ada laporan mengenai infeksi pada manusia.
Penemuan ini langsung berdampak pada pergerakan saham perusahaan farmasi dan alat diagnostik di Asia. Sugentech Inc, produsen alat tes Covid-19 dan influenza asal Korea Selatan, mengalami lonjakan saham hingga 26% di awal perdagangan. Sementara itu, Cellid Co, pembuat vaksin Covid-19, naik hingga 17%, dan Welcron Co, produsen masker, meningkat 5,6% di pasar saham Seoul.
Di Hong Kong, saham perusahaan farmasi CSPC Pharmaceutical Group, yang memproduksi vaksin berbasis mRNA, naik 5%, sedangkan Sinopharm Group Co mengalami kenaikan hingga 1,5%.
Tren kenaikan ini mengikuti pergerakan serupa di pasar Amerika Serikat pada Jumat (21/02/2025), di mana saham Moderna Inc naik 5,3%, sementara BioNTech SE, mitra Pfizer Inc dalam pengembangan vaksin Covid-19, meningkat 1,8%.
Institut Virologi Wuhan dikenal luas karena penelitiannya terhadap virus corona pada kelelawar. Salah satu teori yang beredar mengenai asal mula pandemi Covid-19 adalah kemungkinan kebocoran virus dari laboratorium tersebut, yang diduga menyebar melalui pekerja yang terinfeksi. Namun, para peneliti di institut itu telah membantah bekerja dengan virus yang bisa memicu pandemi global.
(bbn)