Logo Bloomberg Technoz

Danantara: Harapan Motor Pendongkrak Ekonomi & Lapangan Pekerjaan

24 February 2025 10:52

Penandatanganan Keppres Pengangkatan Dewas dan Badan Pelaksana BPI Danantara oleh Presiden RI (YouTube Sekretariat Presiden)
Penandatanganan Keppres Pengangkatan Dewas dan Badan Pelaksana BPI Danantara oleh Presiden RI (YouTube Sekretariat Presiden)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah Indonesia secara resmi mengumumkan pembentukan Danantara, sebuah Sovereign Wealth Fund (SWF) yang bertujuan untuk mengelola dan mengoptimalkan aset negara, khususnya yang terkait dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan pembentukan ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan investasi, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Danantara akan berfungsi sebagai perusahaan investasi yang mengawasi BUMN dan mengelola dividen serta optimalisasi aset. Rencana awalnya, Danantara akan mendapatkan suntikan modal awal sebesar Rp1.000 triliun (sekitar S$83,2 miliar) dan akan menggabungkan Indonesia Investment Authority (INA) serta tujuh BUMN strategis lainnya.

"Pada hari ini, Senin tanggal 24 Februari 2025, saya Presiden Republik Indonesia menandatangani undang-undang nomor 1 tahun 2025 tentang perubahan ketiga atas undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha milik Negara dan peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2025 tentang organisasi dan tata kelola badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara)," tutur Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam pidato seremonial peluncuran Danantara, Senin (24/2/2025). 

"Selanjutnya, saya juga menandatangani Keputusan Presiden Nomor 30 tahun 2025 tentang pengangkatan dewan pengawas dan badan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, Danantara Indonesia."

Prabowo mengangkat Menteri Investasi dan Kepala BKPM Rosen Roeslani sebagai CEO Danantara. Kemudian Dony Oskaria yang merupakan Wakil Menteri BUMN sebagai COO. Satu lagi, yakni Pandu Patria Sjahrir yang adalah Founding Partner AC Ventures sebagai CIO.

Menteri Investasi RI Rosan Roeslani. (Hollie Adams/Bloomberg)