Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah mengawali pekan, kemungkinan akan cenderung terbatas di tengah gerak indeks dolar Amerika Serikat (AS) di pasar global yang stabil dan penurunan tingkat imbal hasil surat utang AS, US Treasury, di pengujung pekan kemarin.

Pagi ini, rupiah di pasar offshore (NonDeliverable Forward) bergerak makin melemah di kisaran Rp16.350/US$, setelah pada pekan lalu ditutup turun nilainya di level Rp16.323/US$ ketika DXY juga menguat di 106,61 pada Jumat.

Level pergerakan rupiah offshore pagi ini masih cukup berjarak dengan posisi penutupan rupiah spot pada Jumat di Rp16.305/US$.

Hal itu memberi sinyal rupiah, potensi pelemahan masih terbuka walau mungkin masih terbatas. Selain itu, seiring momentum kembalinya dana asing ke pasar domestik pada pekan lalu, rupiah juga memiliki potensi penguatan.

Secara teknikal, rupiah mencatat level resistance terdekat di Rp16.280/US$. Lalu level resistance potensial selanjutnya ada di Rp16.250/US$ dan Rp16.200/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah dalam time frame daily hingga sepekan perdagangan.