Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dinilai bisa membuat cost of fund penerbitan obligasi menjadi lebih murah. Hal ini diungkapkan oleh Praktisi Pasar Modal Bernard Sandjojo.

Danantara, yang akan diluncurkan hari ini oleh Presiden Prabowo Subianto, memiliki konsilidasi aset dari sejumlah BUMN sebagai modal awal.

Perusahaan pelat merah itu di antaranya, PT Pertamina, PT PLN, BRI, BNI, Mandiri, PT Telkom, dan MIND ID.

“Dengan adanya Danantara yang terdiri dari tujuh perusahaan besar ini, katakanlah mereka memiliki grade A. Kemudian, Danantara terbitkan, tujuh company grade A itu bisa menjadi grade A+,” kata Bernard dalam unggahan Instagram pribadinya dikutip Senin (24/2/2025).

“Jadi kalau awal grade A itu mungkin cost of fund 8%, dengan grade A+, mereka bisa jadi cuma 5%-6%. Jadi cost of fund bisa lebih kecil.”

Bernard menggarisbawahi dengan aset kelolaan sekitar US$900 miliar atau setara Rp14.647 triliun jangan sampai digunakan untuk membiayai sejumlah proyek konsumtif. 

Jika digunakan untuk proyek konsumtif, tujuh BUMN tersebut hanya akan dijadikan sapi perah oleh Danantara untuk dimintai dividennya dengan porsi jumbo.

“Akhirnya apa? Tujuh company ini tidak bisa growth. Jadi ini tantangan sekaligus kesempatan bagi Indonesia dengan adanya Danantara, proyek strategis BUMN dari non-APBN, sisa bagaimana memanfaatkannya sebijak mungkin supaya nggak terulang 1MDB [1Malaysia Development Berhad],” jelas Bernard.

Menurut rencana, Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan Danantara pada Senin (24/2/2025). Badan ini akan mengelola aset-aset BUMN senilai ribuan triliun.

"Ini [Danantara] adalah uang rakyat. Ini adalah uang anak-anak dan cucu-cucu kita. Nilainya adalah hampir US$980 miliar, asset under management," kata Prabowo dalam Pidato Puncak HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025).

(dhf)

No more pages