Dengan Danantara, para investor asing mudah tertarik dengan negara yang menginvestasikan kekayaan negaranya ke proyek infrastruktur dimana hal tersebut dalam mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
“Jika melihat contoh-contoh di masa lalu, di mana dana kekayaan negara berinvestasi pada, potensi infrastruktur dasar, yang membantu mendukung pertumbuhan ekonomi, mendukung pertumbuhan tersebut. Dan hal ini akan mendatangkan banyak hal [investor asing], investasi asing, FDI, misalnya,” terang Wanming Du di sela Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025, dikutip Minggu (23/2/2025).

Pada akhirnya, investasi yang dilakukan tersebut dapat meningkatkan perkembangan perusahaan, pertumbuhan kapitalisasi pasar perusahaan di sisi kontribusi terhadap indeks saham negara.
Bagi FTSE, saat ini masing-masing negara menggunakan sebagian kekayaan negara untuk meningkatkan sektor infrastruktur demi mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Terlebih, Danantara juga akan melakukan investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT). “Jadi menurut saya ini bagus, pastinya untuk pasar domestik,” ucap Wanming Du.
Pemain Global
Du juga menyebut Danantara berpotensi besar tidak hanya dalam memperkuat ekonomi domestik, tetapi juga menjadi pemain global melalui ekspansi investasi ke luar negeri. Dia bahkan menyebut, berbekal asset under management (AUM) US$900 miliar, Danantara akan menjadi SWF terbesar ketujuh di dunia.
Kehadiran Danantara berpelung tidak hanya meningkatkan dana investasi langsung ke Indonesia tapi juga berkontribusi terhadap kapitalisasi pasar dan pertumbuhan perusahaan-perusahaan nasional.
Namun, Du menekankan bahwa Danantara memerlukan strategi diversifikasi yang mencakup investasi dalam dan luar negeri guna mencapai potensi maksimalnya.
“Dukungan terhadap ekonomi domestik sangat penting, tetapi mengombinasikannya dengan investasi ekuitas luar negeri, seperti di pasar Amerika, akan menjadi strategi yang menarik,” kata dia.
FTSE Russell juga memproyeksikan Danantara akan berfokus pada sektor infrastruktur dan energi terbarukan, yang selaras dengan tren investasi global. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik Indonesia di mata investor asing serta memperkuat bobotnya dalam indeks pasar global.
Selaras, Head of Indonesia Research & Strategy JPMorgan Indonesia Henry Wibowo, menakar bahwa Danantara bisa menjadi katalis positif untuk pasar modal, "bisa menjadi nilai tambah bagi Indonesia."
Kesuksesan negara lain mengelola SWF, seperti Singapura, China, hingga Norwegia, tentu menjadi harapan Indonesia. Dimana saat Danantara "bisa leverage up, misalnya, US$1 miliar-US$3 miliar dipakai untuk support pasar modal, baik itu ekuitaas, obligasi. Saya bisa katakan hal itu membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi kita, jadi katalis ke depannya," tutur Henry.
Dalam catatan, Singapura mendirikan Temasek Holdings tahun 1974 dan telah menjadi investor beberapa perusahaan global dengan nilai portofolio sekitar S$389 miliar per 31 Maret 2024. Atau GIC Pte., juga perusahaan dana investasi pemerintah Singapura yang diperkirakan mengelola sekitar US$800 miliar, dilansir dari Bloomberg News,
Kemudian, China Investment Corporation (CIC) SWF milik China yang awal kemunculannya pada tahun 2007 kini US$1,33 triliun (per akhir Desember 2023). Terakhir Norges Bank Investment Management, yang didirikan pada tahun 1969 setelah salah satu ladang minyak terbesar di dunia ditemukan di lepas pantai Norwegia, memiliki sekitar US$1,8 triliun aset dalam berbagai bentuk, mulai dari obligasi dan saham sampai real estat dan infrastruktur energi terbarukan.
Selektif Pilih Proyek
Presiden Prabowo dalam sebuah kesempatan menyatakan Danantara diperkirakan mengelola Rp14.724 triliun aset yang dimiliki pemerintah dan akan berinvestasi dalam proyek-proyek berkelanjutan dengan dampak ekonomi yang tinggi.
Proyek tersebut termasuk mempercepat transisi energi melalui investasi di sektor EBT, manufaktur canggih dan penguatan industri hilir juga menjadi prioritas, sejalan dengan upaya hilirisasi pemerintah.
Danantara juga diharapkan dapat memperkuat ketahanan sektor pangan nasional serta meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan peternakan dalam negeri. Padaacara World Governments Summit beberapa waktu silam Prabowo menekankan bahwa "Semua proyek-proyek ini akan berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%."
Antonio Fatas, Profesor Ekonomi di INSEAD lebih condong bahwa kehadiran Danantara lebih untuk menarik investasi asing secara langsung. "Tidakjelas bagi saya apa tujuan utamanya [Danantara] di sini karena jika untuk membangun lebih banyak infrastruktur, kami telah melakukan itu selamanya tanpa SWF. jika untuk menarik investasi asing langsung, katakan saja,." kata Fatas dilaporkan Bloomberg News.
"Saya tidak melihat ada pengaruh yang serius dari dana yang mengklaim memiliki US$900 miliar karena mereka tidak akan memiliki US$900 miliar untuk diinvestasikan di tempat lain - itu hanya aset yang terjebak di Indonesia," ucap Fatas.
Deretan Nama yang Diisukan Jadi Petinggi Danantara.
Keponakan Luhut Binsar Pandjaitan, Pandu Sjahrir, membantah spekulasi yang menyebut dirinya akan bergabung dengan Danantara perusahaan investasi yang tengah menjadi sorotan dan akan diresmikan Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari 2025.
Hal itu disampaikan Pandu usai menghadiri makan siang bersama beberapa anggota kabinet baru-baru ini.
Saat ditanya mengenai agenda makan siang tersebut, Pandu menegaskan bahwa pertemuan itu hanya sekadar makan siang tanpa ada pembahasan khusus. "Makan saja," ujarnya singkat, Jumat (21/2/2025). Dia juga membantah kabar bahwa dirinya akan mengambil peran di Danantara. “Nggak jadi apa-apa,” katanya ketika dikonfirmasi mengenai keterlibatannya di perusahaan tersebut.
Saat ditanya lebih lanjut apakah dirinya akan masuk ke Danantara di kemudian hari, Pandu kembali menegaskan bahwa dirinya tidak akan terlibat. Adapun makan siang tersebut dihadiri oleh beberapa anggota kabinet, termasuk Rosan Roeslani.
Meski begitu, tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai isi pembicaraan dalam pertemuan tersebut. Kabar Pandu masuk Danantara mulanya terungkap dari cuitan Menteri PKP, Maruarar Sirait atau kerap disapa Ara saat menyapa Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), Pandu Sjahrir, sebagai Bos Danantara.
Dilansir dari unggahan Instagram miliknya, Ara mengunggah dua foto bersama keponakan dari Luhut Binsar Pandjaitan tersebut dan mengklaim bahwa Pandu adalah bos dari Danantara. “Diskusi dengan Pak Pandu, Bos Danantara, untuk pembiayaan perumahan,” tulis Ara dalam unggahannya.
(wep)