Logo Bloomberg Technoz

Diskon dan Prospek Saham Indonesia Versi Bloomberg Intelligence

Mis Fransiska Dewi
23 February 2025 15:00

Bloomberg Intelligence Analyst, Sufianti saat Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025 di Jakarta, Kamis (20/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean)
Bloomberg Intelligence Analyst, Sufianti saat Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025 di Jakarta, Kamis (20/2/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sufiyanti, Equity Analyst di Bloomberg Intelligence, meyakini saham-saham di bursa Indonesia kini mencatatkan valuasi murah dengan potensi terjadi kenaikan di masa mendatang.

Potensi kenaikan dengan asumsi terjadi pembalikan rata-rata (mean aversion) berdasarkan kondisi valuasi yang rendah untuk saham di Indonesia dimana "saat ini secara historis terkait dengan 30% plus rata-rata 12 bulan return ke depan," terang Sufiyanti dalam Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025 tengah pekan ini, dikutip Minggu (23/2/2025).

Bursa saham Indonesia terpengaruh oleh kondisi makro hingga sentimennya menyeret kinerja pasar lokal. Hal ini ditunjukkan sejak Oktober tahun lalu dimana dana asing 'kabur' dari pasar-pasar negara berkembang termasuk Indonesia.

Faktor yang mendasari minat asing melemah adalah pasar memilih bersikat hati-hati atas kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) di era rezim Donald Trump. Alhasil pikiran ini mendorong permintaan terhadap aset-aset safe haven

Pada kuartal akhir tahun 2024, modal asing memang banyak keluar dari emerging market Asia Tenggara dan Indonesia yang terdampak paling parah. Ini artinya saham di kawasan, diperdagangkan di bawah rata-rata harga historisnya atau terdiskon khususnya Indonesia di tengah prospek pertumbuhan pendapatan yang masih kuat.

Analisis saham Indonesia oleh Bloomberg Intelligence (Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025)