Menurut Fadli, kritik tak bisa diberikan secara berlebihan. Dia menilai, jangan sampai kritik untuk sekelompok orang justru merugikan satu institusi secara keseluruhan. Dia menilai lebih baik syair atau lagu Band Sukatani langsung merujuk pada oknum atau para polisi yang memang kerap memungut uang pada saat memberi pelayanan ke masyarakat.
“Kalau mengkritik orang atau pelaku atau oknum saya kira sih ngga ada masalah, kalau pelaku atau oknum. Tapi kalau itu bisa membawa institusinya yang kemudian terkena dampak, ini yang mungkin bisa jadi masalah,” kata dia.
Video permintaan maaf Band Sukatani justru viral dan menjadi perhatian masyarakat. Belakangan diketahui, dua personil band punk tersebut dibuat usai menjalani pemeriksaan di Polda Jawa Tengah.
Video tersebut pun menjadi bumerang bagi kepolisian. Masyarakat justru semakin menyimpulkan korps bhayangkara antikritik. Lagu dan syair kritik terhadap polisi tersebut pun justru semakin tersebar .
Hingga, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun turut berkomentar dengan mengklaim lagu Band Sukatani tersebut diterima sebagai evaluasi kepada Polri. Dia pun membantah polisi melakukan pembungkaman terhadap kritik melalui karya seni.
Bahkan, Divisi Propam Polri sampai memeriksa empat polisi Polda Jawa Tengah yang sempat memeriksa Band Sukatani.
(azr/frg)