Bloomberg Technoz, Jakarta - Mata uang Indonesia rupiah ditutup di level Rp16.305/US$, pada perdagangan hari terakhir pekan ini, sejurus dengan arus keluar modal asing yang terus berlanjut di hampir semua instrumen pasar keuangan.

Kinerja rupiah yang lebih buruk sepekan ini terjadi ketika Bank Indonesia memutuskan menahan suku bunga acuan BI rate di 5,75% dan melanjutkan pemangkasan bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) hingga ke level terendah sejak pertama kali instrumen itu diperkenalkan pada 2023. 

Posisi rupiah di ujung pekan tersebut mengantarkan mata uang ini sebagai valuta Asia dengan kinerja terburuk sepanjang pekan. Rupiah yang pada Jumat pekan lalu masih ada di kisaran Rp16.260/US$, tergerus 0,28% sepekan ini, pelemahan terdalam di Asia.

Di belakang rupiah, ada peso Filipina yang melemah 0,19% sepekan terakhir, juga baht Thailand yang terkoreksi 0,08%.

Di luar tiga mata uang itu, valuta Asia lainnya kompak menguat dipimpin oleh yen Jepang yang melesat 1,25% dalam lima hari perdagangan terakhir. Lalu won menguat 0,44%, ringgit 0,43%, dolar Singapura 0,23%, kemudian dolar Hong Kong juga menguat 0,16%.