Logo Bloomberg Technoz

Harga saham Nissan terbang lebih dari 12% setelah berita tentang potensi investasi tersebut tersebar. Nissan menolak mengomentari laporan tersebut kepada Bloomberg News. Baik Tesla maupun Mizuno dan perwakilan dari Hon Hai belum merespons permintaan komentar melalui email.

Nissan kembali membutuhkan bantuan setelah kesepakatan dengan Honda Motor Co untuk menggabungkan atau merger kedua merek di bawah satu perusahaan induk resmi berakhir awal bulan ini.

Dampak dari kesepakatan yang dibatalkan itu sangat terasa bagi Nissan, yang sedang 'sakit' karena penjualan lemah, kelebihan kapasitas, jajaran model sudah ketinggalan zaman, dan kepemimpinan silih berganti sejak Carlos Ghosn dipecat pada tahun 2018.

Produsen mobil ini semakin tertekan untuk mencari dukungan, apalagi CEO Nissan Makoto Uchida mengatakan akan sulit untuk bertahan tanpa mengandalkan kemitraan.

Masalah yang dihadapi semakin besar pada akhir tahun lalu, saat perusahaan melaporkan laba bersih semester pertama ambles hingga 94% dan mengumumkan rencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 9.000 karyawan, serta mengurangi kapasitas produksi sebesar 20%.

Namun, kesepakatan dengan Tesla akan menjadi sesuatu yang tak terbayangkan, sebagian karena produsen kendaraan listrik itu juga sedang menghadapi kendala di tengah perlambatan pasar. 

Bulan lalu, Tesla melaporkan penjualan tahunan turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade terakhir, dan juga memangkas lebih dari 10% tenaga kerjanya, termasuk staf penjualan.

"Bagi Tesla, sulit untuk berpikir ada manfaatnya membeli Nissan," kata Yasuhiko Hirakawa, kepala investasi di Rakuten Investment Management Inc. "Mereka jelas tak membutuhkan aset-aset lama seperti mesin dan jalur perakitan. Sulit membayangkan sesuatu yang dibutuhkan Tesla dapat ditawarkan oleh Nissan."

Terlepas dari tantangan yang dihadapi Nissan, operasi manufakturnya yang luas dan nama besar mereknya masih menarik minat para calon investor.

Foxconn telah menyatakan minat baru pada Nissan setelah kesepakatan dengan Honda gagal tercapai. Bloomberg News awal bulan ini melaporkan KKR & Co sedang mempertimbangkan investasi di Nissan.

Meski begitu, produsen mobil ini terus menghadapi risiko dari restrukturisasinya dan lanskap geopolitik yang memanas. Moody's Ratings hari ini (21/2/2025) memangkas peringkat kredit Nissan ke tingkat spekulatif dan mempertahankan prospek peringkat negatif.

"Siapa pun pembelinya, restrukturisasi Nissan tidak dapat dihindari," kata Rieko Otsuka, ahli strategi di MCP Asset Management Japan.

(bbn)

No more pages