Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Bisa 8% Jika Pasar Modal Direformasi
Recha Tiara Dermawan
21 February 2025 14:30

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pasar modal memiliki potensi besar untuk menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Head of Equity Research Bahana Sekuritas, Putera Satria Sambijantoro, menilai bahwa pemanfaatan bursa saham secara optimal dapat meningkatkan daya beli masyarakat, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut Satria, pergerakan pasar saham secara langsung memengaruhi keputusan konsumsi masyarakat. Ketika portofolio saham seseorang mengalami kenaikan signifikan, mereka cenderung lebih percaya diri untuk membelanjakan uangnya, yang berdampak positif pada ekonomi. Sebaliknya, jika nilai investasinya turun, pengeluaran bisa ikut terpangkas.
"Misalnya, pagi-pagi kita cek portofolio dan melihat saham Bank Mandiri atau Bank BRI turun, dalam sebulan minus 30 persen, pasti rasanya seperti tabungan kita berkurang. Tapi kalau bulan berikutnya saham kita naik 50 persen, apa yang akan kita lakukan? Mungkin kita langsung belanja di Plaza Senayan karena merasa lebih kaya," ujar Satria dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025, Kamis (20/2).
Ia mencontohkan kondisi di Amerika Serikat (AS), di mana pasar modal memiliki peran besar dalam membentuk daya beli masyarakat. Pemerintah AS memahami bahwa keputusan konsumsi banyak bergantung pada hasil investasi, sehingga tidak ada regulasi yang membatasi kenaikan atau penurunan harga saham.
Karakteristik ini, menurut Satria, mirip dengan Indonesia, di mana konsumsi masyarakat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Di AS, konsumsi menyumbang sekitar 70% dari total produk domestik bruto (PDB), dan banyak keputusan konsumsi dibuat berdasarkan kondisi investasi individu.