Penurunan harga kemungkinan akan mendinginkan minat negara tersebut terhadap impor, dengan permintaan hanya diharapkan pulih pada paruh kedua tahun ini jika pemerintah meningkatkan stimulus ekonomi, katanya.
Itu juga merupakan waktu ketika permintaan pendinginan untuk batu bara dari pendingin udara mencapai puncaknya.
Sementara itu, harga ekspor regional telah mengikuti lintasan penurunan yang sama, dengan harga batu bara berjangka Newcastle Australia jatuh ke level terendah sejak 2021 pekan ini. Beberapa kelegaan mungkin akan segera terjadi jika perusahaan seperti Glencore terpaksa mengurangi pasokan.
Namun, kondisi di China tetap suram. Analis CCTD memperkirakan harga spot akan turun di bawah level kontrak jangka panjang yang biasanya menjadi jangkar pasar.
Lignit berkualitas rendah, yang biasanya dicampur dengan kadar yang lebih tinggi untuk meningkatkan nilai kalornya, akan mengalami pukulan terbesar, kata mereka. Indonesia adalah pemasok besar.
Kadar tertinggi yang digunakan untuk menyalakan tanur sembur juga merasakan tekanan akibat krisis properti yang berkepanjangan di China. Pabrik baja meminta lebih banyak diskon untuk pembelian batu bara kokas mereka, kata Li Xiaolong, analis CCTD lainnya.
Penerapan tarif oleh pemerintahan Trump, dan respons kebijakan Beijing pada Kongres Rakyat Nasional bulan depan terhadap ancaman yang ditimbulkannya, adalah titik balik potensial berikutnya bagi ekonomi China dan permintaannya terhadap batu bara.
Di sisi pasokan, tekanan dapat meningkat karena pusat pertambangan utama Shanxi bersiap untuk melanjutkan produksi yang dibatasi oleh inspeksi keselamatan tahun lalu.
Pemasok batu bara kokas utama China, Mongolia, juga bermaksud untuk meningkatkan penjualan ke China hampir seperlima tahun ini, meskipun hal itu dapat merugikan Australia, menurut Bloomberg Intelligence.
(bbn)