Toru Fujioka - Bloomberg News
Bloomberg, Inflasi Jepang meningkat lebih cepat dari perkiraan, naik dengan laju tercepat sejak musim panas 2023. Sehingga, Bank of Japan (BOJ) tetap berada di jalur yang tepat untuk menaikkan suku bunga acuan lebih lanjut.
Kementerian Dalam Negeri hari ini, Jumat (21/2/2025), mengungkapkan harga konsumen tidak termasuk makanan segar naik 3,2% dari tahun sebelumnya pada Januari, kenaikan terbesar sejak Juni 2023.
Akselerasi ini sedikit lebih cepat dari estimasi para ekonom sebesar 3,1%, dan didorong oleh harga makanan olahan yang lebih tinggi.

Menurut kementerian tersebut, inflasi secara keseluruhan meningkat menjadi 4% dari 3,6%. Angka ini tercapai untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. Meningkatnya harga makanan segar juga berkontribusi pada percepatan inflasi secara keseluruhan lantaran harga sayuran, termasuk kubis, melonjak.
Laporan ini menegaskan kembali, inflasi Jepang secara keseluruhan merupakan salah satu yang tertinggi di antara negara-negara G7, menggarisbawahi komentar terbaru anggota dewan BOJ tentang perlunya mewaspadai risiko-risiko kenaikan.
Gubernur BOJ Kazuo Ueda sendiri sudah mengawasi tiga kenaikan suku bunga dalam kurun waktu satu tahun. Berlanjutnya kekuatan inflasi bisa mendorong spekulasi bahwa kenaikan berikutnya akan terjadi lebih cepat dari yang diharapkan.
Apa Kata Bloomberg Economics...
"Angka-angka yang positif akan memperkuat keyakinan BOJ bahwa inflasi aman di sekitar target 2% — konsisten dengan pandangan kami bahwa BOJ akan mengurangi stimulus lebih lanjut tahun ini."
— Taro Kimura, ekonom senior Jepang
Karena para pedagang mengubah pandangan mereka terhadap arah kenaikan suku bunga BOJ, imbal hasil obligasi Jepang bertenor 10 tahun telah meningkat bulan ini.
Musim panas yang lebih panas, yen yang lemah, dan kekurangan tenaga kerja merupakan beberapa faktor pendorong yang memicu kenaikan harga makanan untuk rumah tangga. Pasalnya perusahaan-perusahaan terus membebankan kenaikan harga pada konsumen.
Menurut laporan Teikoku Databank yang dirilis pada 31 Januari 2025, perusahaan makanan besar di negara ini berencana menaikkan harga produk mereka sekitar dua kali lipat tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu.
(bbn)