Logo Bloomberg Technoz

Dalam diskusinya dengan media, Gubernur The Fed Atlanta ini menekankan pertanyaan yang dihadapi para pejabat mengenai maksud dari kebijakan pemerintahan baru Trump.

Ketidakpastian Tinggi

"Saat ini, ada banyak ketidakpastian tentang ke mana arah dari beberapa faktor penting," ujarnya, seraya menyebut bahwa mungkin akan ada perubahan pada kebijakan perdagangan, imigrasi, energi, dan fiskal.

Untuk menekankan poin ini, ia menambahkan, "ada kemungkinan besar bahwa pandangan saya saat ini tidak akan sama dengan pandangan saya enam bulan yang akan datang."

Para pembuat kebijakan membiarkan suku bunga tak berubah bulan lalu setelah menurunkan biaya pinjaman sebesar satu poin persentase pada akhir tahun 2024. Para pejabat ingin melihat lebih banyak perkembangan penurunan inflasi dan lebih banyak kejelasan tentang kebijakan Presiden Donald Trump sebelum mempertimbangkan pemangkasan tambahan.

Bostic mengatakan ia yakin masih ada ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga sebelum mencapai tingkat netral — di mana suku bunga tidak menstimulasi atau menahan perekonomian. Suku bunga acuan bank sentral saat ini berada di kisaran 4,25% dan 4,5%.

"Saya pikir kita berada di area yang cukup ketat," katanya kepada para wartawan. "Saya pikir [suku bunga] netral berada di antara 3% dan 3,5%."

Dalam esainya, Bostic mengatakan mendukung pemotongan suku bunga tahun lalu, seraya menambahkan, pengurangan pembatasan saat inflasi turun dari rekor yang dicapai pada 2022 adalah tindakan yang tepat untuk melindungi pasar tenaga kerja.

Dia mengatakan pertumbuhan lapangan kerja "bertahan dengan baik," dan upah riil meningkat. Namun, katanya, semakin sulit bagi para pengangguran untuk mendapatkan pekerjaan dan semakin sedikit orang yang berhenti bekerja. 

Ia juga menyatakan keyakinannya bahwa inflasi akan kembali ke target 2% The Fed, meski jalannya tidak mulus. "Meski inflasi tetap berada di atas target, stabilitas harga tidak lagi menjadi masalah yang mendesak, seperti sebelumnya, selain pasar tenaga kerja yang mendingin, tetapi tetap solid," katanya.

Meski begitu, dalam komentarnya kepada para wartawan, Bostic mengungkapkan beberapa kekhawatiran akan tekanan harga.

"Saya masih berpikir, risiko terbesar adalah inflasi," ucapnya. "Karena inflasi telah turun drastis, risiko terhadap mandat menjadi lebih seimbang. Sehingga, saya sekarang lebih peka terhadap kemungkinan bahwa kita bisa mencapai inflasi 2% tanpa ada banyak kemunduran di pasar tenaga kerja."

Ia juga menekankan bahwa meningkatnya ketidakpastian mengkhawatirkan perusahaan-perusahaan di distriknya.

Beberapa bisnis telah menyatakan optimisme, katanya, tentang potensi perubahan pajak dan regulasi, tetapi mereka juga khawatir mengenai perubahan pada kebijakan perdagangan dan imigrasi.

(bbn)

No more pages