Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Darmawan Junaidi mengatakan bahwa pihaknya hanya berfokus untuk berperan dalam penyaluran dana, meskipun BI telah memberikan tambahan insentif melalui rencana peningkatkan KLM BI tersebut.
“Mandiri tetep fokus untuk berperan dalam intermediasi dalam penyaluran dana masyarakat dalam bentuk kredit targetnya juga tetep tinggi,” kata Darmawan.
Sebelumnya, BI mengungkap rencana penambahan insentif tersebut yang justru akan menguntungkan perbankan. Dengan kebijakan tersebut, maka bank hanya perlu memenuhi ketentuan KLM untuk mendapatkan pengurangan giro wajib minimum (GWM) lebih besar.
Alhasil, tambahan likuiditas bisa digunakan oleh perbankan untuk menyalurkan kredit ke sektor riil dan menambahkan permintaan kredit.
“Maka kami tingkatkan kebijakan KLM semula 4% dari DPK, kami tingkatkan menjadi 5% dari DPK,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo.
Terlebih, saat ini yang menjadi fokus insentif KLM BI adalah untuk sektor perumahan. Perry juga telah berkoordinasi dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait melalui pemberian insentif KLM sektor perumahaan yang sejauh ini sebesar Rp23 triliun dan akan meningkat menjadi Rp80 triliun secara bertahap berlaku mulai 1 April 2025.
(lav)