"Melahirkan sdm, itu kan punya kepentingan bagaimana kementerian ini nanti bersama-sama dengan seluruh kampus di Indonesia, ini bukan tugas kementerian saja, tapi tugas bersama, tugas bangsa kita, jadi kita ingin harnoni, yuk kita pikul beban ini, kita dukung, bagaimana keinginan presiden buat kita jadi negara maju,"katanya.
"Diktisaintek ini juga strategis serta melahirkan industri, riset, inovasi, memegang beban yang tidak ringan, tapi saya yakin dengan kebersamaan dengan seluruh Indonesia ya, baik negeri dan swasta, mari kita bareng-bareng dengan beban pekerjaan segmen masing-masing bisa membantu mendukung progran Asta cita Pak Prabowo,".
Presiden Prabowo Subianto melantik Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Pelantikan ini menjadi reshuffle pertama pada Kabinet Merah Putih yang melengserkan Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, Brian Yuliarto adalah guru besar fakultas teknologi industri di Institut Teknologi Bogor (ITB). Dia mendalami bidang Teknologi Nano dan Kuantum.
Brian tercatat menempuh pendidikan S1 di Jurusan Teknik Fisika ITB pada 1999. Dia kemudian menempuh pendidikan S2 dan S3 di Jurusan Quantum Engineering and System Science Department, University of Tokyo sejak 2005.
Dia sempat turut maju sebagai bakal calon rektor ITB periode 2025-2030. Sebelum itu, dia menjabat sebagai dekan fakultas teknologi industri di ITB pada 2022-2024. Saat ini, dia tercatat masih menjabat sebagai Visiting Professor Tsukuba University sejak 2021.
Sebelum itu, Brian juga pernah menjadi Kepala Research Center on Nanoscience and Nanotechnology ITB pada 2019–2020. Dia juga sempat menjabat Kepala Program Studi Teknik Fisika ITB pada 2016–2020, Ketua KK AFM FTI ITB periode 2018–2020, dan Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB pada 2010–2016.
(dec/spt)