Gas ini juga dimanfaatkan untuk intake unit sekunder, meningkatkan kapasitas pengolahan dari 33.000 barel per hari menjadi 53.000 barel per hari.
Selain itu, berbagai unit pendukung lainnya yang telah diselesaikan, termasuk revamping dan preflash unit untuk meningkatkan kemampuan pengolahan crude hingga 100.000 barel per hari.
Lalu peningkatan fleksibilitas batasan sulfur dari 0,2% menjadi 0,5, penyelesaian tangki minyak mentah Lawe-Lawe dengan kapasitas penyimpanan 2 juta barel, sehingga menjadikan total kapasitas penyimpanan di Lawe-Lawe mencapai 7,6 juta barel.
"Kemudian beberapa unit utilities dan auxiliaries juga sudah diselesiakan, yaitu pasokan cooling water sebesar 34.000 meter kubik per jam. Kemudian, peningkatan pasokan listrik 144 MW dan penambahan tangki feed RFCC kapasitas 98.000 meter kubik."
Terbaru, Taufik menuturkan proyek ini telah melakukan penyelesaian unit Crude Distillation Unit (CDU) 4 yang telah mengalami revamping sehingga kapasitasnya meningkat menjadi 360.000 barel per hari.
Selain itu, proses penyelesaian Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) masih terus berlangsung guna mencapai target produksi sebesar 1,15 juta barel per hari.
"Deliverable dari proyek yang Dilakukan di Balikpapan adalah peningkatan kapasitas pengolahan dari semula 260.000 BOPD [barel per hari] menjadi 360.000 BOPD. Kemudian kompleksitas kilang ditingkatkan menjadi NCI [Nelson Complexity Index] 8. Kemudian kualitas produk BBM yang dihasilkan dari Kilang Balikpapan menajdi setara Euro V atau kandungan sulfurnya 10 ppm, atau dari sebelumnya Euro II," ujarnya.
"Adapun, produk yang akan dihasilkan dari RDMP Balikpapan adalah BBM, LPG, dan petrokimia dengan jumlah 142 BPOD untuk BBM, kemudian LPG ada penambah 336.000 ton per tahun. Petrokimia ada produksi propylene 225.000 ton per tahun untuk feedstock yang akan dikirimkan sebagai feedstock dari new Politama Propindo di Balongan," ujarnya.
(prc/wdh)
































