Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro mengatakan industrialisasi dan investasi merupakan dua kata kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%, sebagaimana dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. 

Bambang mengatakan industrialisasi atau manufaktur pada dasarnya merupakan fondasi dari pertumbuhan ekonomi 8% di negara dengan ekonomi besar lain seperti Jepang, Korea Selatan dan China. 

Namun, saat ini perekonomian Indonesia masih terlalu berbasis komoditas. Maka Bambang menilai Indonesia perlu memulai transformasi ekonomi dari berbasis komoditas menjadi berbasis manufaktur yang berkontribusi paling besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini. 

"Ya, manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap PDB kita saat ini yakni 19%," ujar Bambang dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025 di Soehana Hall, Jakarta, Kamis (20/2/2025). 

Dalam kaitan itu, reindustrialisasi juga dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Apalagi, Bambang mengatakan, pertumbuhan manufaktur Indonesia hanya sebesar 5% pada 2024. Angka tersebut belum cukup untuk mengerek pertumbuhan ekonomi. 

Menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS), distribusi dan pertumbuhan industri pengolahan pada 2024 adalah 18,98% dan 4,43%.

"Lalu pertanyaan berikutnya, manufaktur seperti apa yang harus kita galakan untuk Indonesia agar bisa sejajar dengan Korea, Jepang, dan China? mereka biasanya mengandalkan dua jenis produk manufaktur, otomotif dan elektronik," ujarnya.

Namun, ketiga negara tersebut tentu sudah unggul dalam kedua sektor tersebut. Sehingga, Indonesia perlu mempercepat prioritas ketiga yakni penghiliran atau hilirisasi. 

"Mengapa hilirisasi penting? Itu bisa jadi sumber reindustrialisasi kita dengan catatan orientasi kita di hilirisasi itu harus menciptakan nilai tambah setinggi-tingginya," ujarnya. 

Di sisi lain, investasi juga menjadi komponen penting mendukung pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerja dan menyediakan peluang bagi bisnis. 

Bambang menyoroti pertumbuhan investasi yang hanya 5% pada 2024. Padahal, Korea Selatan mampu mencatat pertumbuhan dobel digit. 

BPS mencatat komponen Pembantukan Modal Tetap Bruto (PMTB) untuk distribusi dan pertumbuhan masing-masing 29,15% dan 4,61% pada 2024. 

"Pada dasarnya, pemerintah perlu menyediakan karpet merah untuk semua orang. Setiap orang yang memiliki modal, setiap orang yang memiliki ide untuk menciptakan bisnis di Indonesia, dan yang lebih penting, lapangan kerja," ujarnya. 

(lav)

No more pages