Logo Bloomberg Technoz

Ben Westcott dan James Mayger - Bloomberg News

Bloomberg, Tiga kapal perang China terlihat berada di perairan internasional di lepas pantai kota terbesar Australia, Sydney. Kapal tersebut unjuk kekuatan militer yang jarang terjadi dan kemungkinan besar akan menguji hubungan diplomatik antara Canberra dan Beijing.

Fregat kelas Jiangkai milik Angkatan Laut Pembebasan Rakyat, Hengyang; kapal penjelajah berpeluru kendali kelas Renhai Zunyi; dan kapal pengisian bahan bakar kelas Fuchi, Weishanhu saat ini beroperasi di lepas pantai timur Australia. Demikian diungkap Departemen Pertahanan Australia di Canberra dalam pernyataan melalui email pada Rabu (19/2/2025) malam.

Pemerintah Australia tidak mengatakan seberapa dekat ketiga kapal perang itu dengan pantai timur yang padat penduduk. Namun, Financial Times melaporkan ketiganya berada sekitar 150 mil laut (280 kilometer) dari Sydney dan sedang dipantau oleh Angkatan Laut Australia.

Jika dikonfirmasi, jaraknya berarti berada dalam zona ekonomi eksklusif Australia, yang membentang sejauh 200 mil laut dari pantai negara itu.

"Saya tidak menyangka, di luar kunjungan ke pelabuhan, bahwa hal ini pernah terjadi sebelumnya, begitu dekat dengan pantai timur," kata Sam Roggeveen, Direktur Program Keamanan Internasional, lembaga pemikir Lowy Institute.

Dia meyakini ini adalah pertama kalinya kapal perang kelas Renhai yang kuat terlihat begitu jauh dari perairan China.

"Pengerahan [kapal] semacam ini masih relatif jarang terjadi, tetapi frekuensinya akan meningkat seiring dengan pertumbuhan dan modernisasi armada," tambah Roggeveen.

Berbicara pada Sky News, Kamis (20/2/2025) pagi, Menteri Pertahanan Richard Marles mengatakan militer Australia akan mengawasi "setiap gerakan" ketiga kapal tersebut, dan menekankan mereka tidak melakukan apa pun yang melanggar hukum internasional.

"Tidak diragukan lagi ini bukan insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi peristiwa yang tidak biasa. Sebagaimana mereka memiliki hak untuk berada di perairan internasional, yang mereka lakukan, kami juga memiliki hak untuk berhati-hati dan memastikan kami mengawasi mereka, itulah yang kami lakukan," kata Marles.

Departemen Pertahanan Australia mengatakan dalam pernyataan pekan lalu bahwa mereka mengetahui ketiga kapal tersebut telah memasuki wilayah maritim Australia.

Saat ditanya tentang satuan tugas angkatan laut pada konferensi pers Kementerian Luar Negeri China, Rabu, juru bicara Guo Jiakun mengatakan dia tidak tahu tentang hal tersebut, menambahkan: "Saya akan merujuk Anda ke pihak berwenang China yang kompeten untuk pertanyaan yang relevan."

Bersama dengan negara-negara Barat lainnya, termasuk Amerika Serikat (AS), Australia secara teratur ambil bagian dalam operasi kebebasan navigasi di sekitar Laut China Selatan (LCS) dan Selat Taiwan. 

Pada September, Australia, Jepang, dan Selandia Baru mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan, sebuah pembangkangan langka terhadap China di perairan tersebut oleh tiga sekutu AS. Pada hari yang sama, Beijing menembakkan rudal balistik antarbenua pertamanya ke Samudra Pasifik dalam 44 tahun terakhir.

Pada saat itu, juru bicara militer Australia mengatakan bahwa transit tersebut dilakukan "sesuai dengan hukum internasional."

Kedatangan kapal perang China itu terjadi setelah Canberra menyampaikan kekhawatirannya pada Beijing atas interaksi yang "tidak aman dan tidak profesional" antara pesawat militer China dan pesawat Australia di atas LCS pada 11 Februari 2025.

Hubungan antara China dan Australia meningkat pesat setelah pemerintahan Partai Buruh berhaluan kiri-tengah terpilih pada Mei 2022, ditandai dengan pencabutan berbagai pembatasan perdagangan yang diberlakukan Beijing pada saat hubungan kedua negara berada di titik terendah.

Namun, serangkaian insiden antara militer kedua negara ini di seluruh kawasan telah mengancam akan mengikis stabilisasi tersebut.

Euan Graham, penjabat direktur Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional di lembaga pemikir Australian Strategic Policy Institute, mengatakan, warga Australia harus mengharapkan lebih banyak kunjungan kapal-kapal Angkatan Laut China dalam jangka panjang karena Beijing memperluas jangkauan militer globalnya.

"Australia tidak bisa menghalangi atau menghentikannya," katanya, merujuk pada operasi kebebasan navigasi Canberra di LCS. "Mungkin juga ada sinyal yang mengatakan, jika Anda datang ke halaman belakang rumah kami, kami akan berada di halaman belakang rumah Anda."

(bbn)

No more pages