Peluang dan Tantangan AI bagi Ekosistem Startup dan Investasi
Pramesti Regita Cindy
20 February 2025 10:40

Bloomberg Technoz, Jakarta - Co-Founder & Managing Partner East Ventures, Wilson Cuaca menilai kian pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau AI dapat mengubah ekosistem startup dan pola investasi di Indonesia.
Dia pun merujuk pada fenomena teknologi AI seperti DeepSeek mencerminkan suatu paradoks; kemajuan teknologi justru menurunkan biaya dan mempercepat adopsi. Hal yang sama seperti pergeseran besar industri teknologi pada satu dekade terakhir; ketika Android yang awalnya dianggap sebagai sistem operasi yang tidak aman dan murah justru menjadi paling populer.
"Saat kami mendirikan perusahaan ini beberapa tahun yang lalu, kami masih berpegang pada tesis tentang internet mobile. Saat itu, Android bersaing ketat dengan iPhone. 'Android dikenal sebagai sistem open-source yang tidak aman dan murah' banyak yang meragukan keunggulannya. Namun, karena harganya murah, akhirnya semua orang menggunakannya. Itulah paradoksnya," kata Wilson dalam acara Indonesia Economic Summit 2025 di Jakarta, dikutip Kamis (20/2/2025).
"OpenAI menjadi salah satu perusahaan pemimpin dalam industri ini, membeli banyak teknologi dan membuat AI lebih mudah diakses oleh semua orang. Kemudian, tiba-tiba muncul solusi [DeepSeek] dengan harga hanya 10% dari OpenAI, membuat biaya pengembangannya semakin rendah."
Sehingga, menurutnya, munculnya solusi AI dengan harga yang jauh lebih murah telah menurunkan hambatan masuk bagi perusahaan dan startup baru. Dia memperkirakan bahwa tren ini akan menyebabkan lonjakan besar dalam adopsi AI di berbagai sektor.