Meski ancaman masih besar, ada harapan dari penurunan yield surat utang AS tadi malam. Pelebaran lagi selisih imbal hasil investasi surat utang RI dengan AS, saat ini ada di kisaran 228 basis poin dari tadinya menyempit di 200-an, mungkin akan menjeda arus jual di pasar obligasi yang kemarin juga tertekan keputusan bunga acuan.
Selain itu, Bank Indonesia juga berjaga di pasar dan menahan agar level psikologis rupiah di Rp16.400/US$ tak sampai tembus.
Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Rabu kemarin menunjukkan, otoritas moneter kembali berfokus pada stabilisasi nilai tukar. Perry bilang, BI mengintervensi pasar hampir setiap hari untuk menahan rupiah.
"Stabilitas adalah hal terpenting bagi perekonomian untuk terus tumbuh. Itulah mengapa kami terus berada di pasar memastikan stbilitas rupiah, terutama ketika gejolak pasar global meningkat," kata Perry.
Tadi malam, pasar juga mendapati risalah rapat Federal Reserve (The Fed) yang memperkuat ekspektasi higher for longer. Dalam risalah rapat yang dilansir itu, terungkap bahwa para pengambil keputusan di bank sentral paling berpengaruh di dunia itu, cenderung akan menahan bunga acuan lebih lama dan baru akan memulai pemangkasan hanya bila inflasi di negeri itu mulai melandai.
Berbagai pernyataan hawkish pejabat The Fed juga makin memupus ekspektasi pelonggaran. Maklum, pada Januari lalu, inflasi AS melesat di luar dugaan di mana Indeks Harga Konsumen (CPI) tercatat 0,5 month-on-month (mom), naik dibanding Desember 0,4% mom dan melampaui ekspektasi pasar 0,3%. Secara tahunan, inflasi CPI juga melesat jadi 3% year-on-year (yoy), dari 2,9% pada Desember.
Yang paling disoroti adalah inflasi inti CPI di mana pada bulan lalu, angkanya naik jadi 0,4% mom dan 3,3% yoy, jauh melampaui ekspektasi pasar di 0,3% mom dan 3,1% yoy. Angka itu juga lebih tinggi dibanding Desember yang sebesar 0,2% mom dan 3,2% yoy.

Sementara dari dalam negeri, hari ini, Bank Indonesia akan mengumumkan Neraca Pembayaran RI pada kuartal IV-2024. Dalam taklimat media kemarin, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, NPI pada tahun 2024 diprakirakan mencatat surplus seiring defisit transaksi berjalan yang terjaga dan surplus transaksi modal dan finansial.
Di awal tahun, menyusul surplus neraca dagang yang membesar pada Januari sebesar US$ 3,5 miliar ditambah net inflow pada kuartal pertama tahun ini hingga data 17 Februari senilai US$ 1,5 miliar, BI menilai, kinerja NPI tahun ini bisa bertahan baik.
"NPI 2025 diprakirakan terjaga didukung oleh defisit transaksi berjalan yang tetap sehat dalam kisaran defisit 0,5% sampai dengan 1,3% dari PDB serta berlanjutnya surplus transaksi modal dan finansial," kata Perry.
Keputusan menahan BI rate yang diambil bank sentral dalam RDG bulan ini, sesuai dengan ekspektasi pasar, ketika sebagian ekonom memperkirakan BI akan memangkas bunga acuan.
Dalam penjelasannya di depan para jurnalis, Perry menyatakan, Dewan Gubernur tetap mencari ruang untuk pemangkasan bunga acuan ke depan akan tetapi kapan keputusan diambil akan sangat bergantung pada situasi global.
Keputusan itu juga mencerminkan bahwa BI tidak cukup nyaman dengan posisi rupiah saat ini di kisaran Rp16.300-an per dolar AS. "Dalam pandangan kami, BI baru akan memangkas bunga acuan hanya bila rupiah bergerak di kisaran lebih kuat di rentang Rp15.700-Rp16.100/US$," kata Lionel Priyadi dan Muhammad Haikal, analis di Mega Capital Indonesia.
Ekonom Bloomberg Intelligence Tamara Mast Henderson menambahkan, kecepatan pemangkasan bunga acuan akan bergantung pada kinerja rupiah.
BI tidak mau mengambil risiko yang bisa melemahkan rupiah dan memantik arus keluar modal asing yang ujung-ujungnya menyeret pertumbuhan. "Dalam hal ini, kami memperkirakan kebijakan 'tahan' akan lebih mungkin terjadi pada RDG bulan Maret nanti," kata Tamara.
Terlebih pada April nanti, Presiden AS Donald Trump berniat merilis kebijakan tarif secara luas. Sebelum 'gong' itu dipukul, volatilitas pasar mungkin akan meningkat dan berisiko memberi tekanan juga pada harga aset- aset di pasar keuangan domestik.
Analisis teknikal

Secara teknikal nilai rupiah masih bisa melemah dengan laju terbatas, dengan level support terindikasi ada di Rp16.350/US$. Sedangkan level support berikutnya ada di Rp16.380/US$.
Apabila dua support itu jebol, rupiah bisa makin melemah menuju Rp16.400/US$ sampai dengan Rp16.450/US$ sebagai support paling terkuat.
Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati ada di level Rp16.300/US$ dan Rp16.220/US$.
(rui)